Bandung, CNN Indonesia -- Kepala Dinas Kesehatan Kota
Bandung Rita Verita mengatakan penyebab utama penyebaran
virus corona (Covid-19) di Kota Bandung karena masyarakat tak memedulikan aturan yang ditetapkan pemerintah. Aktivitas masyarakat di luar rumah dinilai masih tinggi.
Padahal menurutnya, apabila masyarakat bisa disiplin mengikuti anjuran pemerintah, maka hal itu akan sangat membantu dalam memotong mata rantai penularan virus.
"Interaksi masyarakat masih sangat aktif. Sekarang masih banyak masyarakat yang memang keluar rumah dan tidak mengindahkan aturan pemerintah," kata Rita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun meminta masyarakat terus menjaga kewaspadaan di tengah wabah virus corona. Sebab saat ini telah terjadi penularan di luar klaster.
"Sampai saat ini masih banyak seputar klaster, tapi penambahan di luar klaster juga sudah ada meski tidak terlalu banyak," kata Rita di Bandung, Senin (27/4).
Rita meminta masyarakat terus menjaga diri dari penyebaran virus jenis SARS Cov-2 itu. Penyebaran virus yang begitu cepat membuat kewaspadaan harus tetap ditingkatkan.
"Tidak ada penularan di luar klaster saja harus sudah waspada banget, disiplin, ikut anjuran pemerintah," ucapnya.
Di Jawa Barat sendiri ada empat klaster besar penyebaran virus corona. Keempat klaster tersebut yaitu seminar ekonomi syariah di Bogor, acara keagamaan kristiani di Bogor, Musda Hipmi, dan acara keagamaan di Lembang, Bandung Barat.
Insert Artikel - Waspada Virus Corona. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Hingga saat ini, pihaknya masih memetakan sebaran virus melalui tes terhadap sejumlah warga. Pengetesan dilakukan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat yang memiliki kewenangan langsung dari pemerintah pusat.
Namun, kata Rita, hasil tes tidak bisa keluar dengan cepat karena Labkesda harus Jabar harus menampung tes dari 27 kabupaten/kota. Dia berharap masyarakat mengerti akan hal ini.
"Tentunya kita harus maklum," ujarnya.
Di samping itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga kini telah menyalurkan sekitar 7.900 paket bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak covid-19 di seluruh Jabar.
"Yang sudah disalurkan ada 12 ribuan Kartu Keluarga dan yang dikembalikan ada 900-an. Mayoritas sudah banyak diterima atau 99 persen yang menerima dengan baik," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (27/4).
Emil, panggilan akrabnya, mengatakan pihaknya terus menyempurnakan data penerima bansos. Di samping itu, penyaluran pun bansos dilakukan.
"Begitu banyak warga yang terdampak di Jabar dari target kami 40 persen, ternyata yang meminta bansos mencapai 63 persen dari jumlah penduduk yang mendekati 50 juta jiwa," katanya.
Menurut Emil, Pemprov Jabar sudah mengeluarkan anggaran sebesar Rp1,2 triliun untuk penanggulangan covid-19, meliputi bansos dan pengadaan alat kesehatan dan anggaran penugasan gugus tugas.
Ada sembilan pintu bantuan yang tersedia untuk warga terdampak corona. Pertama, Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bansos dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, Dana Desa, Kartu Prakerja, bantuan tunai dari Kemensos, bansos provinsi, serta bansos dari kabupaten/kota.
Sementara bantuan dari Pemprov Jabar yaitu uang dan barang senilai Rp500 ribu serta gerakan nasi bungkus (gasibu) yang bertujuan untuk memastikan semua masyarakat Jabar dapat memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya.
(pmg/hyg/pmg)
[Gambas:Video CNN]