Jakarta, CNN Indonesia -- Pandhe (18) masih berada di atas kasur saat mendapat kabar lulus Sekolah Menengah Atas (
SMA), Sabtu (2/5). Ia menerima informasi kelulusan dari ayah dan ibunya, yang meneruskan pesan wali kelas.
Pandhe murid di SMA Kristen Dharma Mulya, Surabaya. Ia belum banyak melakukan aktivitas pagi tadi saat mendapat kabar baik bagi seluruh siswa kelas 12 itu.
Pria kelahiran 2002 itu merasa tak ada yang istimewa dari kelulusan sekolah di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal aku sudah yakin pasti lulus. Soalnya kalau lihat kakak kelas ku dari tahun ke tahun, yang nggak terlalu pinter, ranking di bawah banget itu ya bisa lulus," kata Pandhe melalui sambungan telepon kepada
CNNIndonesia.com.Sudah lebih dari satu bulan, Pandhe hanya berdiam di rumah bersama sopir merangkap asisten rumah tangga selama pandemi virus corona.
Tak setiap saat Pandhe tinggal dengan orang tua,nyayang bekerja di kapal pesiar. Orang tuanya pulang sekali sampai dua kali dalam setahun.
Ia mengaku cukup sedih karena lulus di tengah pandemi virus corona. Saat masih duduk di bangku kelas 10, Pandhe yang hadir dalam wisuda kakak kelasnya mengaku memiliki mimpi bisa melakukan hal serupa.
Ketika itu, ia membayangkan bisa mengenakan jas, baju wisuda, memakai toga, hingga berfoto bersama keluarga.
Meskipun demikian, bagi Pandhe kelulusan di tengah corona tak sepenuhnya membuat dirinya bersedih. Ia menganggap virus corona membuat siasat tak belajar sebelum kelulusan menjadi tidak sia-sia.
Beberapa hari setelah ujian sekolah digelar, kegiatan sekolah di Surabaya diliburkan. Siswa diminta belajar dari rumah masing-masing. Setelah itu pemerintah memutuskan meniadakan ujian nasional.
"Jujur aja ya, aku enggak pernah belajar sama sekali selama di rumah. Dikasih tugas, PR, aku lihat temenku, abis itu baru ngirim. Gitu terus. Dan akhirnya UN enggak jadi. Ya enggak sia-sia lah aku enggak belajar," cerita Pandhe diselingi tawa.
Selain itu, kondisi ini membuat Pandhe memiliki waktu banyak untuk bermain alat musik. Ia bisa lebih leluasa mengasah kemampuan dalam memainkan bass dan gitar.
"Ini puji Tuhan aku dikasih kesempatan waktu yang panjang untuk mendalami skill ku. Jadi aku tiap hari udah yang dikerjakan musik tok," ujarnya.
Terpisah, Kepala SMA Negeri 25 Jakarta, Saryanti mengatakan tak ada prosesi wisuda maupun perpisahan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masih diterapkan di DKI Jakarta.
Saryanti menyebut pengumuman kelulusan dilakukan secara daring. Sejak kemarin ia merekam video instruksi kepada siswa untuk mengakses data kelulusan lewat situs sekolah.
Tahun ini seluruh 170 siswa kelas 12 SMA Negeri 25 Jakarta dinyatakan lulus.
"Kebetulan kami sudah ujian praktek. Sudah ujian sekolah juga, setengah digelar di sekolah, setengah daring. ujar Saryanti.
Ia mengatakan terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi siswa untuk lulus SMA. Siswa harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran.
Kemudian mengikuti ujian sekolah dengan nilai minimal 60 sampai 65. Selain itu, siswa juga harus memiliki sikap baik. Jika ada siswa yang tidak memenuhi kriteria tersebut, keputusan kelulusan akan dibahas kembali melalui rapat dewan pendidik.
Hari pengumuman kelulusan siswa SMA ditetapkan melalui Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2020 tentang Spesifikasi Teknis, Bentuk, dan Tata Cara Pengisian Blangko Ijazah Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2019/2020.
Pengumuman kelulusan siswa SMP, SLB, program paket B atau sederajat akan diumumkan 5 Juni. Sementara kelulusan siswa SD, SLB, dan program paket A atau sederajat diumumkan 15 Juni mendatang.
(fey/fra)
[Gambas:Video CNN]