Jakarta, CNN Indonesia -- Volume sampah di
Tangerang Selatan, Banten, meningkat 10 persen selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (
PSBB) dalam rangka pencegahan penyebaran
virus corona. Kenaikan ini tak luput dari banyak warga yang bekerja dari rumah selama PSBB.
"Terjadi kenaikan volume sampah setidaknya 10 persen. Ringannya, kenaikan terjadi karena sampah dari Jakarta 'dibuang' di Tangsel," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel Toto Sudarto, Jumat (8/5).
Toto menjelaskan, kenaikan terjadi usai Pemerintah setempat memberlakukan PSBB yang mengakibatkan para pekerja diharuskan bekerja dari rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, banyak warga Tangsel yang mencari nafkah di DKI Jakarta sehingga otomatis ketika mereka berada di rumah maka produksi sampah menjadi lebih banyak daripada biasanya.
Selain itu, menurut Toto dalam masalah ini, sampah rumah tangga paling mendominasi kenaikan volume sampah. Pasalnya produksi sampah dari tempat perbelanjaan dan tempat makan sudah tidak lagi menyumbang angka signifikan usai pemerintah mengeluarkan kebijakan yang melarang beberapa sektor tersebut beroperasi selama PSBB.
"Meski keseluruhan total [volume sampah] tidak turun, tapi sampah rumah tangga meningkat," imbuhnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Pengelolaan Sampah DLH Tangerang Selatan Rastra Yudhatama menilai kenaikan volume sampah 10 persen di Tangsel masih dapat dikategorikan normal.
"Peningkatan masih normal, itu terjadi karena tren kerja di rumah. Peningkatan juga diimbangi berkurangnya sampah-sampah liar di pinggir jalan," jelasnya.
Lebih rinci, Yudha menyebut dalam kesehariannya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Tangsel rutin menerima ratusan ton sampah yang datang dari segala jenis sampah milik warga dan pelaku usaha.
"Kalau untuk tonase kotor rutinitas 250 ton per hari untuk seluruh sampah baik rumah dan restoran," ujarnya.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengaku mengalami penurunan volume sampah selama PSBB ini. Sampah-sampah itu selalu diproses akhir di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Kepala DLH DKI Jakarta Andono Warih menyatakan penurunan tonase sampah itu rata-rata mencapai 2.600 ton per harinya jika dibandingkan volume sampah sebelum PSBB.
Tercatat pada periode 1 Maret hingga 15 April rata-rata total produksi sampah DKI Jakarta mencapai 9.346 ton per hari, kemudian masa imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah pada periode 16 Maret-19 April tercatat menurun menjadi 8.485 ton per hari.
"Sekarang masa PSBB, data 10 April hingga 3 Mei, rata-rata turun menjadi 6.732," kata Andono.
Ia menyebut penurunan volume sampah sangat erat kaitannya dengan terbatasnya mobilitas warga DKI Jakarta dalam masa PSBB.
Kendati demikian, Andono kembali menegaskan pihaknya tetap fokus dalam mengatur strategi agar kedepannya DLH DKI Jakrta dapat mengurangi secara maksimal angkutan sampah menuju TPS Bantargebang.
(kha/osc)
[Gambas:Video CNN]