Ditutup Pemprov, Pasar di DKI Terpantau Masih Beroperasi

CNN Indonesia
Minggu, 14 Jun 2020 15:19 WIB
Suasana perdagangan di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 16 Mei 2017. CNN Indonesia/Safir Makki
Pasar yang ditutup Pemda DKI Jakarta karena virus corona masih beroperasi normal. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah pasar tradisional yang masuk dalam daftar 19 pasar ditutup Pemprov DKI Jakarta karena telah terpapar Covid-19 terpantau masih beroperasi normal. Bahkan, operasi dilakukan tanpa protokol kesehatan yang ketat.

Salah satunya, Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Pantauan CNNIndonesia.com, pasar masih ramai dikunjungi warga untuk berbelanja pada Minggu (14/6) pagi.

Tapi, di pintu utama pasar, tak terlihat satu pun petugas yang bersiaga mengecek suhu tubuh atau meminta pengunjung mencuci tangan sebelum masuk ke pasar. Pedagang juga masih berjualan seperti biasa tanpa ada pengaturan jarak antara satu kios dengan lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pengunjung juga terlihat berdesakan di beberapa lorong pasar untuk tawar-menawar. Toto, salah satu pedagang di Pasar Lenteng Agung mengatakan tetap berjualan karena tak ada informasi yang menyebut pasar akan ditutup.

Ia  hanya mendapat informasi soal pemberlakuan sistem operasi ganjil genap pada tiap kios yang ada di dalam pasar. Ia juga belum mendapat informasi soal adanya pedagang yang positif Covid-19.

"Mungkin ada, tapi, kan, enggak diumumkan. Kalau saya jualan biasa aja. Dibatasi memang cuma sampai siang jam 12-an paling udah pada tutup," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.

Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pasar yang membatasi jam operasional hingga pukul 14.00 WIB sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar itu diterapkan pada Minggu ini masih ramai didatangi warga.

Sama seperti di Lenteng Agung, protokol kesehatan di pasar tradisional ini juga tak diterapkan secara ketat. Tiap pedagang, terutama di luar bangunan blok C Pasar Minggu, berjualan tanpa adanya jarak antar kios.

Pengaturan lalu-lintas orang juga tidak dibuat satu arah sehingga pembeli yang datang berjubel di antara kios para pedagang. Ningsih, salah satu pedagang pasar tersebut, mengakui ada imbauan dari petugas pasar agar jarak aman antar pedagang dijaga minimal 1 meter.

Namun imbauan hanya sebatas imbauan. Menurutnya, tak pernah ada pemeriksaan dari petugas agar imbauan itu terlaksana, kecuali pada jam-jaman ketika operasional pasar akan berakhir.

"Kalau sudah mau jam 2 siang baru ada yang keliling, itu juga minta supaya lapak ditutup. Tapi ada juga yang bandel masih jualan sampai sore, namanya cari duit," tuturnya.

Tak jauh berbeda dengan dua pasar tradisional tersebut, Unit Pasar Besar (UPB) Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, juga masih beroperasi tanpa ada protokol kesehatan yang ketat. Imbauan jaga jarak minimal satu meter antar pedagang terpantau tak efektif karena tak ada penanda atau garis pembatas.

Pemeriksaan kesehatan di Pasar Induk Kramat Jati juga terlihat renggang. Pengecekan suhu tubuh menggunakan thermal scanner, serta tempat cuci tangan bagi pengunjung hanya berada di pintu masuk sebelah Barat pasar.

Berbeda dengan kondisi di bagian luar pasar, mayoritas toko yang berada di bagian dalam Pasar Induk Kramat Jati tutup. Dari pengeras suara di beberapa sudut pasar, terdengar pengumuman dari pengelola bahwa sistem ganjil genap bagi para pedagang baru akan diterapkan mulai Senin (15/6) besok.

Pengelola pasar juga menyampaikan bahwa akan dilakukan rapid test dan swab test gratis kepada para pedagang pada hari Rabu (17/6) pekan depan untuk mengetahui kondisi persebaran Covid-19 di Pasar Kramat Jati.

Ketua Bidang Informasi dan komunikasi Ikatan Pedagang Pasar Transisional Reynaldi Sarijowan menyebut masih dibukanya pasar-pasar tradisional tersebut merupakan bentuk ketidaktegasan pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19.

"Ya memang tidak menyarankan bahwa pasar tradisional harus ditutup. Namun pemerintah daerah harus tegas kepada pengelola Pasar agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Yang perlu diperhatikan pengecekan suhu tubuh dan persediaan hand sanitizer di setiap pasar supaya higienis," katanya.

Menurutnya ketegasan diperlukan supaya perilaku pedagang pasar dan pembeli di sejumlah daerah di tengah penyebaran virus corona bisa diperbaiki. Dengan demikian perekonomian terutama pada masyarakat kelas bawah bisa terus bergerak tanpa mengorbankan keselamatan dan kesehatan.

Ia mencontohkan misalnya di beberapa daerah seperti Salatiga dan Padang telah memberikan contoh soal bagaimana penerapan protokol Covid-19 di pasar tradisional yang baik. Operaso pasar dilakukan dengan melakukan physical distancing. 

Selain itu, pedagang juga diperiksa. Hasilnya, tak lagi ditemukan kasus positif di pasar-pasar tradisional tersebut.

"Kalau tutup, wah, ampun omset kita sudah turun 62 persen selama 2 bulan ini. Dan pasar tradisional itu untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat menengah ke bawah, karena itu pemerintah harus fokus dalam penerapan protokol kesehatan," katanya. (hrf/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER