Data Corona, Pemprov Jatim Bantah Tudingan Pemkot Surabaya

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2020 17:34 WIB
Calon penumpang commuterline menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 5 Mei 2020. Tes PCR untuk mencegah penyebaran mata rantai covid-19. CNNIndonesia/Safir Makki
Ilustrasi sampel untuk dites dengan metode polymerase chain reaction (PCR) guna mendeteksi keberadaan virus corona (CNNIndonesia/Safir Makki)
Surabaya, CNN Indonesia --

Anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur yang juga Sekretaris Daerah Pemprov Jatim, Heru Tjahjono membantah telah membeberkan data kasus positif virus corona yang tidak valid atau keliru.

Ia mengatakan data yang dipublikasikan Pemprov Jatim melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adalah data riil. Data dihimpun dari proses pelacakan (tracing), laporan masyarakat, BNPB dan dinas kesehatan di kabupaten/kota.

Sebelumnya, Gugus Tugas Covid-19 Surabaya menuding data yang disampaikan Gugus Tugas Covid-19 Jatim tidak valid karena tidak sesuai data di lapangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain mencari, ada laporan, dari dinas kabupaten/kota, dan kita cek juga, kita dibantu BNPB, ada dari dinas, dan tidak mungkin [tidak valid], sekali lagi nggak mungkin, ini adalah perang kita dengan Covid-19," kata Heru di Surabaya, Kamis (18/6).

Tak hanya itu, Heru mengaku selama ini pihaknya tidak saja mengandalkan data yang bersumber dari informasi dan kondisi lapangan, tetapi juga data yang diolah oleh para ahli dan pakar.

"Jadi tidak mungkin [tidak valid]. Jadi pemerintah provinsi tidak akan melakukan informasi berupa data yang tidak didasari oleh satu kondisi lapangan, data itu diolah oleh pakar-pakar," ujarnya.

Pemprov Jatim, lanjut Heru, berdosa jika membeberkan data yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Dia menegaskan pihaknya membeberkan data kasus positif virus corona yang valid dan faktual.

"Kita tidak mungkin mengeluarkan data yang tidak sesuai dengan lapangan, berdosa," katanya.

Heru juga menampik soal kesalahan pencatatan data berdasarkan domisili. Dia menyebut itu tidak terjadi karena petugas lapangan selalu melakukan verifikasi data yang diperoleh.

"Misalnya ya, sakitnya di Sidoarjo, tinggalnya Surabaya. Nah itu sudah diklirkan. Tidak mungkinlah [data salah] urusannya dengan orang mati," ujarnya.

Sebelumnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya menuding data kasus konfirmasi pasien positif virus corona yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur keliru. Tidak sama dengan fakta di lapangan.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan pihaknya sudah memeriksa data ke lapangan. Hasilnya, tak sama dengan yang dipaparkan Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur.

"Jadi pernah saya dapat angka 280 confirm dari provinsi, itu setelah kita teliti ternyata hanya 100. Setelah kita cek lihat ternyata [sisanya] itu bukan orang Surabaya. Sudah ditelusuri oleh puskesmas orangnya tidak ada di tempat [alamat] itu," kata Feny, sapaan akrabnya, di Surabaya, Kamis (18/6).

(frd/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER