Sebanyak 15 orang dinyatakan reaktif saat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat menggelar tes masif bagi pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede, pada Jumat (26/6) kemarin.
Koordinator Sub Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan Gugus Tugas Jabar, Dedi Taufik Kurrohman, melaporkan, ke-15 orang yang reaktif berasal dari 857 pelaku perjalanan di Stasiun Bogor dan Bojong Gede yang menjalani rapid tes.
"Mereka yang reaktif langsung melaksanakan swab tes. Pemeriksaan sampel ada yang dilakukan di Labkesda Jabar, ada juga yang diperiksa di mobil PCR," kata Dedi, Sabtu (27/6).
Dedi menyatakan, tes masif efektif menyaring pelaku perjalanan yang masuk Jabar, untuk mencegah munculnya kasus dari daerah lain. Oleh karena itu, menumbuhkan kedisiplinan pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan amat penting dalam penanganan Covid-19 di Jabar.
"Kedisiplinan dan kewaspadaan harus tetap kami tingkatkan. Produktivitas kami tingkatkan, tetapi tingkat kewaspadaan dan kedisiplinan perlu melalui protokol kesehatan," ucapnya.
Hal senada dikatakan Kepala Dinas Perhubungan Jabar Hery Antasari. Menurut Hery, tes masif dan operasi gabungan dapat memicu kedisiplinan masyarakat, seperti memeriksa kondisi sendiri dan mempersiapkan masker maupun hand sanitizer sebelum bepergian.
"Masyarakat yang akan melakukan perjalanan akan siap-siap dengan protokol kesehatan dan mengantisipasi agar tidak diputar balik. Mereka tidak akan nekat melakukan perjalanan dalam kondisi tidak sehat. Itu yang terpenting," kata Hery.
Sementara itu, Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Jabar, Siska Gerfianti, menyatakan, tes masif digelar sebagai pendeteksian dini, mengingat mobilitas warga Jabar yang keluar-masuk DKI Jakarta di kedua stasiun itu tinggi.
"Kami akan mengecek selalu pintu-pintu masuk ke Jabar. Seperti pekan lalu, kami mengadakan operasi gabungan dan tes masif di kawasan puncak," kata Siska.
Menurut Siska, tes masif di pintu masuk Jabar, seperti stasiun dan terminal, akan rutin dilaksanakan. Tujuannya mendapatkan data epidemiologi secara komprehensif. Data itu bakal menjadi landasan dalam mengambil keputusan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sehingga kami bisa memberikan reasoning (alasan) apakah protokol kesehatan sudah cukup, atau apakah moda transportasi ini cukup aman digunakan sebagai sarana orang melakukan perjalanan?" ucapnya.