Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkapkan rasa syukur atas kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi, Etty binti Toyyib. Ida menyebut masyarakat dan advokasi dari perwakilan Indonesia turut berperan besar dalam kepulangan Etty.
"Saya kira ini kerja teman-teman perwakilan kita yang sudah mengadvokasi kepada Bu Etty, dan akhirnya beliau dibebaskan dengan diyat yang harus dibayar. Dan diyat itu atas dukungan dari seluruh masyarakat, termasuk teman-teman Komisi IX yang men-support juga,"
"Saya sebagai pemerintah ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan, partisipasi masyarakat, terutama dari keluarga besar NU melalui LAZISNU," kata Ida saat menjemput Etty di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (6/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Etty binti Toyyib adalah PMI asal Majalengka, Jawa Barat yang lolos dari hukuman mati di Arab Saudi dengan tebusan 4 juta riyal atau Rp15,5 miliar. Pada 2001 silam, Etty yang bekerja di Kota Taif dituduh meracuni makanan majikannya, Faisal al-Ghamdi hingga meninggal dunia.
Lebih lanjut, Ida menyatakan komitmen akan terus mengadvokasi PMI yang sedang mengalami masalah tersebut. Menurutnya, dalam waktu dekat pihaknya akan menjemput PMI yang mengalami masalah imigrasi di Malaysia.
Selain itu, Ida menuturkan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan saat ini sedang melakukan moratorium dengan pemerintah Arab Saudi terkait penempatan PMI. Kelak, penempatan dilakukan melalui Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK). Dengan sistem tersebut, kata Ida, PMI akan mendapatkan perlindungan maksimal karena berbadan hukum, bukan per orangan.
Terkait permintaan pembukaan penempatan PMI ke luar negeri kembali, Ida berkata pihaknya masih harus melakukan koordinasi dan evaluasi dengan berbagai gugus tugas dan negara penempatan, karena pandemi Covid-19 masih berlangsung. Penundaan keberangkatan PMI disebut sebagai sebuah bentuk perlindungan.
"Kami sedang menyusun protokol untuk penempatan kembali. Kami sedang koordinasi dengan gugus tugas menyangkut kesiapan negara penempatan. Jadi kita tunda sementara pemberangkatan karena memang semua negara penempatan juga mengalami pandemi," ujar Ida.
(rea)