Banjir Masamba Sulsel, Dua Orang Tewas dan Tujuh Hilang

Antara | CNN Indonesia
Selasa, 14 Jul 2020 13:31 WIB
Sejumlah warga korban banjir bandang berada diatas menuju lokasi pengungsian di Desa Uepai, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (10/6/2019). Berdasarkan data pihak BPBD Konawe jumlah korban banjir bandang bertambah, saat ini rumah yang terendam sebanyak 1.773 unit di 47 desa di 7 Kecamatan sedangkan jumlah pengungsi mencapai 4.546 jiwa tersebar di 14 titik lokasi pengungsian. ANTARA FOTO/Jojon/hp.
Sejumlah warga korban banjir bandang menuju lokasi pengungsian di Desa Uepai, Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (10/6/2019). (ANTARA FOTO/Jojon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua orang dinyatakan tewas dalam bencana banjir bandang yang menerjang Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (13/7) sekitar pukul 20.15 WITA. Tujuh orang hilang dan beberapa korban lainnya mengalami luka-luka.

"Sementara ini ada dua orang korban meninggal dunia karena hanyut dan jenazahnya sudah di Rumah Sakit Hikmah," ujar Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Utara, Amiruddin dikutip Antara, Selasa (14/7).

Salah satu korban tewas atas nama Gandi berusia 35 tahun, seorang pimpinan FIF Toraja yang tinggal di Dusun Pontaden Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban lainnya, Askar alias Arkam berusia 35 tahun, seorang karyawan swasta yang tinggal di Dusun Pontaden Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Lutra.

Saat kejadian, air deras disertai lumpur terus naik hingga masuk ke rumah warga. Tim SAR sempat mengevakuasi warga pada Senin malam.

"Terjadi banjir lumpur dan air bah, kejadian kira-kira sudah Isya, air saat itu terus-terus naik. Korban ada luka-luka, patah kaki dan meninggal dunia," katanya.

Berdasarkan informasi BPBD setempat, musibah itu terjadi di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Banjir bandang diduga akibat curah hujan yang sangat tinggi sejak 12 Juli lalu di wilayah kabupaten setempat, khususnya wilayah pegunungan.

Sekitar pukul 20.15 WITA, volume air di bantaran Sungai Masamba naik dan menggenangi pemukiman warga. Setelah beberapa menit, air tiba-tiba surut sehingga beberapa warga yang rumahnya berada di sekitar bantaran sungai kembali ke rumah. Mereka berniat membersihkan sampah yang masuk ke rumah.

Namun pada pukul 21.00 WITA, volume air kembali naik dengan ketinggian kurang lebih 400 sentimeter yang membawa material kayu dan lumpur sehingga mengakibatkan beberapa orang warga yang berada di sekitar bantaran sungai terjebak di dalam rumah. Sekitar pukul 01.05 WITA, volume air berangsur-angsur surut.

Selain dua orang meninggal, korban hilang berjumlah tujuh orang. Mereka merupakan warga Dusun Pontaden, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba. Salah satu korban yaitu Sabaria umur 39 tahun pekerjaan ibu rumah tangga.

Selanjutnya, Disa, umur 10 tahun, seorang pelajar; Nabil, pelajar berusia 8 tahun; Caca, umur 16 tahun pekerjaan pelajar; Nina, umur 23 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga; dan Megi, umur 49 tahun, karyawan swasta.

Kerugian materil akibat banjir bandang itu masih didata karena puluhan rumah ikut terbawa arus dan tertimbun lumpur dari material banjir.

Sungai Randda Meluap

Selain di Kecamatan Masamba yang terdampak banjir bandang, kejadian serupa juga terjadi di Kecamatan Baebunta, Luwu Utara, Sulsel. Sungai Randda di lokasi itu meluap sehingga puluhan rumah warga dan tempat ibadah terendam air bercampur lumpur dan pasir setinggi hampir dua meter.

Lokasi Desa Radda, berjarak hanya sekitar dua kilometer dari pusat kota Masamba, yang juga terlebih dahulu teredam banjir membawa material lumpur.

Musibah tersebut bersamaan dengan meluapnya sungai Masamba, yang membuat arus air sungai itu meluber ke jalan raya hingga masuk ke Bandar Udara Andi Djemma, pada Senin malam. Dampaknya, sekitar pukul 02.53 WITA jalan Trans Sulawesi pun menjadi lumpuh.

Saat ini tim terpadu dari unsur BPBD, PNI, Basarnas, TNI-Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan instansi terkait, turun di lokasi untuk melakukan penanganan pascabencana.

(pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER