Dua orang diamankan polisi usai kericuhan saat aksi menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker) di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (16/7) malam. Sempat terjadi lempar-lemparan botol dan petasan sebelum massa aksi membubarkan diri.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di lapangan, sekitar pukul 19.24 WIB, massa aksi penolak RUU Ciptaker melempar botol plastik dan kaca ke arah aparat yang berjaga di gedung parlemen sebelum membubarkan diri.
Tak berselang lama, dari arah seberang Tol Dalam Kota, massa yang belum diketahui dari kelompok mana melempar petasan ke arah polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena kejadian itu, puluhan polisi melakukan pengejaran melewati Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di depan Gedung MPR/DPR.
Sekitar 15 menit kemudian, polisi yang melakukan pengejaran itu terlihat kembali dengan mengamankan dua orang. Mereka berdua lalu dibawa ke arah dalam Gedung MPR/DPR.
Belum diketahui, apakah dua orang yang diamankan ini merupakan kelompok buruh atau mahasiswa.
Sebelumnya, elemen buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan aksi di depan Gedung MPR/DPR. Mereka menuntut agar DPR menghentikan pembahasan RUU Ciptaker
Selain mereka, Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI juga menggelar demonstrasi di lokasi yang sama, menuntut pencabutan RUU HIP dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Namun, massa ini sudah bubar sejak pukul 15.15 WIB.
Sementara berdasarkan pantauan, pada pukul 20.15 WIB, lalu lintas di depan Gedung DPR perlahan sudah mulai dibuka. Arus lalu lintas dari arah Semanggi ke Slipi ramai lancar.
(yoa/fra)