Provinsi DKI Jakarta tercatat sebagai daerah di Indonesia dengan jumlah tes spesimen virus corona (covid-19) tertinggi melampaui standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sesuai standar WHO, rasio uji spesimen corona adalah 1 orang per 1.000 penduduk per pekan.
"Satu-satunya provinsi di Jawa yang mencapai patokan deteksi kasus minimal (dari standar WHO) adalah Jakarta," seperti dikutip dari salinan laporan WHO Indonesia, Kamis (23/7).
Berdasarkan data tiga minggu terakhir yakni dari 29 Juni sampai 19 Juli 2020, tes corona di Jakarta terus meningkat mencapai rasio nyaris 4 orang per 1.000 penduduk per minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah rasio tes ini tertinggi dibandingkan empat provinsi lain di Pulau Jawa yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten yang tak lebih dari kisaran 0,5 orang per 1.000 penduduk.
Tak ada rincian jumlah rasio orang yang dites. Namun pada awal Juli lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan telah melakukan 14 ribu tes per 1 juta penduduk dalam waktu satu minggu.
Namun positivity rate Jakarta dalam waktu tiga minggu terakhir masih mencapai lebih dari 5 persen, melewati ambang batas ideal yang ditetapkan WHO yakni kurang dari 5 persen. Positivity rate adalah rasio perbandingan jumlah orang yang dites dengan hasil positif yang diperoleh.
Sementara positivity rate provinsi lain masih bervariasi. Dari grafik data laporan WHO Indonesia menunjukkan, positivity rate di Jabar sempat berada di angka kurang dari 5 persen. Namun angkanya melonjak hingga mendekati 15 persen pada minggu kedua yakni 6 Juli sampai 12 Juli 2020. Saat itu bersamaan dengan penemuan kasus positif di Sekolah Calon Prajurit (Secapa) TNI AD, Bandung.
Kemudian di Jateng dan Jatim, positivity rate-nya masih sangat tinggi lebih dari 20 persen. Sedangkan Yogyakarta dan Banten berada di bawah 5 persen.
Jumlah rasio tes dan positivity rate ini diketahui menjadi indikator surveilans kesehatan masyarakat untuk menentukan peta zona risiko corona di wilayah.
Untuk mencapai zonasi risiko aman, suatu wilayah harus memenuhi jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama dua minggu terakhir dan positivity rate rendah dengan target kurang dari 5 persen.
Berdasarkan data 22 Juli 2020, Jatim masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi di tingkat nasional yakni sebesar 19.093 kasus disusul DKI Jakarta 17.621 kasus.
Meski demikian, jumlah kasus positif yang terus bertambah di Jakarta ini justru membuat Anies bersyukur. Ia mengaku lega karena bisa menemukan lebih banyak warga yang terindikasi positif.
(sur/psp/sur)