Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Kasiyarno meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tak gegabah membuka sekolah yang berada di zona kuning atau risiko rendah penyebaran virus corona (Covid-19).
"Kalau kementerian mau membuka kan pasti ada kemungkinan menjadi penyebab klaster baru di kemudian hari. Jadi saya kira tidak harus gegabah lah dalam hal ini," kata Kasiyarno kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (10/8).
Kasiyarno mengatakan sekolah yang berada di zona kuning Covid-19 tetap menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama wilayah tersebut belum berubah menjadi zona hijau. Ia khawatir zona kuning belum benar-benar aman dari penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Kasiryano mempertanyakan pengawasan pemerintah dalam pembukaan sekolah yang sudah dilakukan di zona hijau. Hingga kini pemerintah belum menyampaikan data pasti jumlah sekolah yang dibuka dan keadaan protokol kesehatan di masing-masing sekolah tersebut.
"Karena datanya juga masih simpang siur kan. Laporan datanya sekarang belum jelas," ujarnya.
Kasriyano mendorong pemerintah mematangkan terlebih dahulu pembukaan sekolah di zona hijau Covid-19. Setelah matang dan dipastikan aman dari virus corona, pemerintah bisa menyusul pembukaan sekolah di zona kuning.
Sebelumnya, Nadiem mengizinkan pembukaan sekolah di zona hijau Covid-19 pada 15 Juni 2020 lalu. Selang dua bulan kemudian, ia mengizinkan kegiatan belajar tatap muka di sekolah yang berada di zona kuning penyebaran virus corona.
CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Kepala Biro Humas dan Kerjasama Kemendikbud Evy Mulyani dan Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Jumeri terkait data sekolah yang dibuka di zona hijau, namun belum mendapat jawaban.
Sampai saat ini, Kemendikbud belum pernah menyampaikan data sekolah yang dibuka di zona hijau, maupun jumlah pasti yang melanggar persyaratan pembelajaran tatap muka.
(fey/fra)