Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menceritakan pengalamannya saat tinggal di kapal perang selama dua pekan. Hal ini disampaikan Mega dalam video eksklusif 75 tahun Indonesia merdeka yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (17/8).
Putri Presiden Pertama RI Sukarno itu mengatakan dirinya terpaksa tinggal di kapal perang saat terjadi konflik Maluku beberapa tahun silam. Saat itu dengan pertimbangan dari pihak keamanan, sebagai presiden dirinya tak diizinkan tinggal di wilayah daratan.
"Bayangkan hampir dua minggu saya mempergunakan kapal perang sebagai tempat tinggal dan saya praktis tidak mengetahui kapal perang itu seperti apa," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mega, tinggal di kapal perang TNI saat itu menjadi pengalaman yang berkesan. Apalagi kapal perang ternyata memiliki fasilitas yang sangat berbeda dengan kapal komersial pada umumnya. Ia harus naik turun menggunakan tangga yang posisinya tegak lurus.
Namun ia bersyukur karena kegiatannya selama berada di kapal perang berjalan baik.
"Sebagai perempuan kalau mau naik turun, saya harus menggunakan tangga yang tegak lurus itu. Tapi alhamdulillah semua berjalan baik," ujar Mega.
![]() |
Dalam video tersebut, Mega juga menyinggung soal kiprah perempuan yang dinilai masih sangat kurang di bidang politik.
"Sebenarnya kalau saya melihat para wanita Indonesia ini masih sangat kurang di dalam kiprahnya di bidang politik. Saya menekankan hal itu," tuturnya.
Ketua Umum PDIP itu mengatakan banyak organisasi perempuan di Indonesia namun masih sangat kurang keterlibatan mereka yang terjun di bidang politik.
Padahal dari perspektif aturan telah memberikan peluang yang besar bagi perempuan untuk berkiprah di bidang politik seperti laki-laki.
"Tidak ada sebutan di UUD kita laki-laki atau perempuan, tapi setiap warga negara. Jadi kita harusnya kaum perempuan menyadari hal itu, terutama ibunya di keluarga," katanya.
Mega lantas menyinggung peran perempuan di tengah pandemi Covid-19 saat ini yang justru menjadi tumpuan ekonomi keluarga. Menurutnya, istilah Jawa yang menyebut kaum perempuan hanya menjadi 'konco wingking' atau hanya mengikuti laki-laki sudah ketinggalan zaman.
"Kenyataan di lapangan banyak sekali yang namanya bapak dan ibu bekerja membesarkan anak-anaknya," tutur Mega.
Mega sebelumnya mengikuti upacara peringatan 17 Agustus di Istana Negara, Jakarta, secara virtual. Kondisi ini berbeda dengan upacara tahun-tahun sebelumnya yang hadir secara langsung. Namun karena kondisi pandemi Covid-19, peserta upacara pun dibatasi.
Mantan presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah mantan wakil presiden juga turut hadir yakni Jusuf Kalla, Boediono, Hamzah Haz, dan Try Sutrisno.
(psp/pmg)