Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK) meminta bantuan alat ataupun anggaran kepada Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 untuk meningkatkan tes swab dengan metode PCR. Jumlah tes swab Jawa Barat masih di bawah DKI Jakarta.
Hal itu Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, ungkapkan usai menerima kunjungan Wakil Ketua Pelaksana Komite Covid-19, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (21/8).
"Mohon dari beliau-beliau ini dukungan PCR dalam bentuk barangnya atau anggaran agar kami bisa mengetes melalui lembaga swasta yang menyediakan pengetesan," kata Emil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan data dari situ Pikobar, baru 98.467 orang dengan 196.384 spesimen yang dites menggunakan metode PCR hingga Rabu (19/8).
Emil menyebut kapasitas pengetesan PCR di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar saat ini paling maksimal mencapai 25 ribu spesimen per minggu. Sementara, idealnya diperlukan sebanyak 40 ribu spesimen per minggu.
"Karena kapasitas kami sudah maksimal di angka 15-20 per minggu, padahal idealnya 40 ribu," ujarnya.
![]() Infografis Tahapan Riset Vaksin Corona Buatan RI |
Menanggapi permintaan tersebut, Jenderal Andika Perkasa mengaku akan melaporkan hal tersebut kepada Ketua Pelaksana Komite Covid-19, Menteri BUMN Erick Thohir.
"Kalau menyimpulkan belum, justru kita hadir di sini dengan Wakapolri sebagai anggota tim pelaksana Satgas intinya kami berdua hanya ingin mendapatkan update tentang penanganan (Covid-19) maupun pemulihan ekonomi di daerah di sini," katanya.
Menurut Andika, kendala penanganan Covid-19 di setiap daerah berbeda-beda. Maka dari itu, pihaknya akan segera menyampaikan usul dari masing-masing daerah untuk dibuatkan suatu kebijakan yang memberi solusi kepada pemerintah daerah.
"Pak Gubernur sejak awal pandemi muncul dan kami berdua yakin Pak Gubernur punya knowledge akurat tentang apa yang ada di sini dan penanganannya. Kami akan laporkan yang akhirnya ujungnya ada keputusan dari komite," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Komjen Gatot Eddy Pramono. Menurut Gatot, prioritas kendala di masing-masing daerah akan dirapatkan oleh Komite Kebijakan Penanganan Covid-19.
"Kita di sini orientasi pada permasalahan, apa yang ada kita bawa ke atas dan dipelajari dulu tentunya. Termasuk inovasi apa yang sudah dibuat Pak Gubernur nanti akan kita sampaikan ke pak ketua, kalau itu positif akan disampaikan daerah lainnya," ujar Eddy.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti tak seriusnya provinsi lain di luar DKI Jakarta dalam melakukan tes swab virus corona. Ma'ruf membandingkan data jumlah tes corona di DKI Jakarta saat ini masih menempati urutan tertinggi secara nasional.
"Yang terjadi pada saat ini adalah DKI yang penduduknya hanya 5 persen tetapi menyerap hampir 50 persen pelaksanaan swab tes. Ini artinya provinsi lain tidak melaksanakan tes masif secara serius," kata Ma'ruf dalam keterangan resminya saat memimpin Rapat Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara virtual, Kamis (13/8).
Hingga hari ini, Jumat (21/8), kasus positif virus corona di Indonesia secara kumulatif hingga mencapai 149.408 orang. Dari jumlah itu, 102.991 orang telah dinyatakan sembuh dan 6.500 orang lainnya meninggal dunia.
(hyg/fra)