Angka Kematian Corona di Sumsel Lampaui Rata-rata Nasional

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Agu 2020 18:59 WIB
Angka kematian akibat Covid-19 di Sumatera Selatan mencapai 5,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 4,3 persen.
Ilustrasi pemakaman pasien Covid-19. (CNNIndonesia/Damar Sinuko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Angka kematian akibat Covid-19 di Sumatera Selatan mencapai 5,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional yang hanya 4,3 persen.

Berdasarkan data dinkes.sumselprov.go.id hingga Jumat (21/8), terdapat 4.037 konfirmasi positif virus corona di Sumsel, sebanyak 1.074 orang masih menjalani perawatan, 2.744 di antaranya dinyatakan sembuh, dan 219 lainnya meninggal dunia.


Kasi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Sumsel Yusri mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 terus meningkat seiring meluasnya jumlah pasien positif. Pada Mei angka kematian sebanyak 34, meningkat menjadi 90 pada Juni, kemudian 162 di bulan Juli, dan terakhir 219 pada Agustus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka kematian akibat Covid-19 di Sumsel sejauh ini cukup tinggi yakni 5,4 persen. Tapi dibandingkan provinsi lain, Sumsel di peringkat ke delapan," ujar Yusri, Sabtu (22/8).

Menurut dia, kebanyakan pasien terkonfirmasi positif corona yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta diabetes melitus dan hipertensi.

Sebagian besar pasien yang meninggal pun terlambat ditangani, ditambah komorbid dan orang lanjut usia yang membuat penyakit sulit ditangani karena faktor-faktor yang memperparah kondisi pasien.

Insert Artikel - Waspada Virus CoronaFoto: CNN Indonesia/Fajrian


"Rata-rata memang yang meninggal memiliki riwayat penyakit penyerta dengan klinis yang berat dan mereka terlambat menyadari terkena Covid-19. Diabetes dan hipertensi kerap sulit tertolong jika pasien Covid-19 terlambat berobat," katanya.


Dia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melakukan cek dan berobat apabila muncul gejala-gejala terjangkit virus corona agar bisa segera ditangani.

Sementara itu Ahli Epidemiologi Universitas Sriwijaya Iche Andriany Liberty menerangkan, keterlambatan penanganan para pasien positif Covid-19 banyak disebabkan oleh stigma negatif masyarakat terhadap pasien.

Kebanyakan dari yang meninggal baru memeriksakan diri setelah kondisi kesehatan sudah sangat parah. "Saya harap dengan pergub protokol kesehatan dapat segera dilaksanakan agar seluruh pihak dapat berperan menghilangkan stigma tersebut.

Sebelumnya, Peraturan Gubernur mengenai Protokol Kesehatan sudah ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebagai payung hukum menjalankan peraturan tersebut.

Salah satu isi dari pergub itu yakni pelanggaran tidak memakai masker, jaga jarak, dan menjalankan kebersihan akan dikenai denda Rp100 ribu-Rp500 ribu.

Namun Gubernur Sumsel Herman Deru masih menahan pemberlakuan pergub karena pada pekan kedua Agustus angka kasus corona di Sumsel menurun.

Gubernur berpendapat pergub adalah upaya terakhir jika penambahan kasus konfirmasi positif corona di Sumsel kembali meningkat dan masyarakat tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan.

(idz/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER