Kantor Bupati Sidoarjo, diketahui belum ditutup atau lockdown sementara, menyusul wafatnya Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin (Cak Nur), karena corona (Covid-19).
Hal itu diungkapkan oleh Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan. Ia mengatakan kantor tersebut masih buka dan melakukan kegiatan seperti biasa.
"Belum. Kantor bupati belum kami rekomendasikan untuk ditutup," kata Atok, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Minggu (23/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atok mengatakan, pihaknya belum memberikan rekomendasi tersebut, sebab akan lebih dulu melakukan tracing dan tes swab terhadap para pegawai yang diduga memiliki kontak erat dengan almarhum.
"Kontak erat semuanya besok Senin (24/8) oleh Dinkes Sidoarjo, akan dilakukan swab PCR di GOR Sidoarjo," katanya.
Hasil swab itu yang bakal menentukan apakah kantor Bupati akan ditutup atau tidak. Ia mengatakan kewenangan itu ada pada Dinkes Sidoarjo.
"Ini kewenangan Dinkes. Tergantung hasil tracing swab PCR besok. Insyaallah enggak sampai tutup," ucapnya.
Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin, dinyatakan meninggal dunia akibat infeksi corona (Covid-19), Sabtu (22/8) sekitar pukul 15.00 WIB. Sebelum wafat, Cak Nur diketahui telah sakit sejak 10 hari lalu.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman mengatakan, selama 10 hari sakit itu, Cak Nur enggan dirujuk ke rumah sakit, dan lebih memilih untuk dirawat di kediamannya.
Sabtu pagi, kondisi Cak Nur makin memburuk. Ia pun akhirnya dirujuk ke RSUD Kabupaten Sidoarjo. Tubuhnya makin lemah dan tak nafsu makan.
Sesampainya di RSUD Sidoarjo, Cak Nur pun langsung menjalani swab. Dan dua jam kemudian, hasil pemeriksaan menunjukkan, bahwa ia terkonfirmasi positif Covid-19.
Menurut Syaf selama 10 hari itu Cak Nur mulanya tak memiliki gejala berat. Namun, dua hari terakhir kondisi tubuhnya lemah, demam, batuk dan sesak.
Cak Nur dimakamkan di kampung halamannya di Desa Janti, Sidoarjo, Jawa Timur, dengan menerapkan protokol kesehatan, Sabtu malam.
(sur/frd/sur)