Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) hampir menyelesaikan program rekonstruksi rumah atau hunian tetap (huntap) yang mengalami rusak berat akibat gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Juli 2018 lalu.
Menko PMK, Muhadjir Effendy menyebut, dari total 74.774 rumah yang mengalami rusak berat akibat gempa, sebanyak 68 ribu atau 89 persen di antaranya telah selesai direkonstruksi.
"Berdasarkan laporan Danrem 162/WB selaku Dansatgas Rehab Rekon sebanyak 68 ribu unit sudah selesai dibangun dan saya ucapkan selamat kepada yang sudah selesai dan mohon segera dihuni dan dirawat dengan baik," ujar Muhadjir dalam keterangannya, Jumat (28/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, rumah-rumah yang telah selesai direkonstruksi tersebut merupakan rumah tahan gempa dengan struktur bangunan dan konstruksi yang lebih kuat. Dia berharap, hunian itu akan membuat masyarakat merasa lebih aman, terutama saat menghadapi bencana gempa bumi.
Selain itu, Muhadjir memastikan pihaknya akan segera menyelesaikan proses pembangunan atau rekonstruksi puluhan ribu rumah sisanya dalam kurun waktu dua bulan ke depan. Target tersebut sesuai Instruksi Presiden (Inpres) No. 7/2020 tanggal 19 Agustus 2020.
Inpres itu memerintahkan tiga menteri (Menko PMK, Mendagri, Menkeu), Panglima TNI, Kapolri, BNPB, BPKP, Gubernur NTB, dan Bupati, dan 1 Walikota untuk segera merampungkan proses pembangunan rumah warga yang rusak akibat gempa di NTB. Program rekonstruksi menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) yang harus diselesaikan paling lambat Desember 2020.
"Tadi Pak Danrem sanggup dua bulan insya Allah selesai. Jadi ini disaksikan semua, Pak Danrem menyanggupi dua bulan akan bisa selesai semuanya," ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB Ahmadi menjelaskan, selain melakukan rekonstruksi terhadap 74 ribu rumah rusak berat, pihaknya juga merehabilitasi setidaknya 36 ribu rumah yang mengalami rusak sedang dan sekitar 115 ribu rumah rusak ringan.
Dia tak menampik, proses rekonstruksi terhadap rumah rusak berat yang telah dimulai sejak September 2018 itu sempat terhambat selama pandemi Covid-19. Hal itu disebabkan anggaran yang sempat difokuskan untuk penanganan corona.
"Total yang akan direhab rekon sebanyak 226.204 mulai dari yang rusak ringan, sedang, sampai rusak berat. Untuk rekonstruksi di tahap 1 ini kita targetkan selesai September," ucapnya.
"Di awal-awal covid karena memang sibuk merelokasi anggaran untuk kondisi darurat covid jadi bergeser sedikit. Tapi dengan Inpres itu, permasalahan dana selesai dan penyaluran dana siap pakai dari Kemenkeu kembali normal sehingga kita bisa bergerak cepat lagi untuk proses pembangunan," tandasnya.
(thr/wis)