IDI Sebut PSBB Total di Jakarta Bisa Meringankan Beban Nakes

CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2020 11:31 WIB
IDI menilai PSBB untuk mengantisipasi lonjakan kasus memang tidak menolong sepenuhnya, tapi bisa meringankan beban tenaga kesehatan dan rumah sakit.
IDI menilai PSBB untuk mengantisipasi lonjakan kasus memang tidak menolong sepenuhnya, tapi bisa meringankan beban tenaga kesehatan dan rumah sakit. (ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Satuan Tugas Kesiapsiagaan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menyebut penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dapat meringankan beban tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit.

Ia mengatakan pemberlakuan PSBB diharapkan dapat mencegah penularan sehingga mengurangi lonjakan pasien di rumah sakit.

"PSBB ini antisipasi lonjakan kasus, memang tidak menolong total, tapi bisa meringankan beban nakes dan rumah sakit," ujar Zubairi melalui sambungan telepon, Kamis (10/9). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia setuju dengan proyeksi Pemerintah DKI Jakarta yang menyebut tempat tidur isolasi akan penuh pada 17 September mendatang. 

"Saya setuju dengan proyeksi gubernur, tanggal 17 September akan kolaps, ini amat serius, tanpa PSBB bisa gawat kita," tuturnya.

Prediksi ketahanan rumah sakit pernah diproyeksikan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti. Ia menggunakan data penambahan kasus harian, RS rujukan di Jakarta tidak akan sanggup bertahan hingga Desember mendatang, sehingga untuk mencegah hal tersebut dibutuhkan intervensi.

"Kami membuat angka prediksi sampai Desember, kapasitasnya sudah enggak cukup, sehingga kalau tidak ada intervensi yang lebih kuat nah pasti kami tidak bisa bertahan," ujarnya dalam konferensi pers di kanal YouTube akun Laporcovid-19, Rabu (9/9).

"Memang benar kalau tanpa intervensi tidak akan cukup. Perlu intervensi yang lebih masif dan besar," imbuhnya. 

Petugas PPSU Bukit Duri menyelesaikan pembuatan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2020. Pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta sejak 14 Agustus 2020 akan berakhir Kamis (27/8). CNN Indonesia/Safir MakkiPetugas PPSU Bukit Duri menyelesaikan pembuatan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Kamis, 27 Agustus 2020. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Melihat kondisi rumah sakit dan tenaga medis, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan PSBB total untuk membantu meringankan layanan fasilitas rumah sakit dan tenaga medis. 

Saat ini Jakarta memiliki fasilitas kesehatan sebanyak 190 rumah sakit. Dari angka itu, 67 rumah sakit merupakan rumah sakit rujukan Covid-19. Namun keterpakaian tempat tidur isolasi diproyeksi akan penuh pada 17 September mendatang. 

Untuk kapasitas ICU di Jakarta saat ini ada 528 tempat tidur dan sedang ditingkatkan menjadi 626 tempat tidur. Lagi-lagi Anies mengatakan bahwa ICU akan penuh sekitar tanggal 25 September.

Pemprov DKI memiliki 4.053 tempat tidur isolasi khusus Covid. Pada 8 September lalu, kapasitas tempat tidur, Alat Pelindung Diri (APD) hingga obat-obatan yang dimiliki DKI sudah dipakai 77 persen.

Selain itu, Pemprov DKI juga terus menambah rumah sakit swasta, meningkatkan jumlah tempat tidur, memastikan ketersediaan dokter, perawat, dan obat-obatan.

Namun menurut Anies, upaya tersebut hanya akan mengulur waktu, sebab proyeksi DKI Jakarta, tempat tidur di rumah sakit akan kembali penuh di pertengahan Oktober jika kasus aktif masih terus terjadi.

"Karena itu jangka pendek kita akan terus meningkatkan kapasitas. Tapi kalau tidak ada pembatasan ketat kita hanya akan mengulurkan waktu dan dalam kurun satu bulan rumah sakit penuh," ujar Anies.  

Oleh karena itu, pihaknya kembali menerapkan PSBB total di Jakarta, mengingat penambahan tempat tidur dan rumah sakit rujukan hanya akan menunda penuhnya rumah sakit dan ketahanan tenaga medis.

"Dalam rapat tadi sore disimpulkan, kita akan menarik rem darurat kita terpaksa kembali menerapkan pembatasan berskala besar seperti masa awal pandemi. Bukan PSBB transisi, tapi PSBB sebagai mana masa dulu. Ini rem darurat yang kita tarik," ujar Anies dalam konferensi pers digelar secara daring, Rabu (9/9).

(mln/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER