Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengimbau pimpinan perguruan tinggi memastikan kegiatan di lingkungan kampus bebas dari bullying atau perundungan dan kekerasan. Hal ini disampaikan merespons kasus ospek daring di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Jawa Timur, yang diduga mengandung kekerasan verbal.
"Selalu kita ingatkan PKKMB (Perkenalan Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Baru) secara daring. Dan kampus harus bebas dari kekerasan dan bullying," ungkap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/9).
Kemendikbud pun sudah menghubungi pihak Unesa langsung terkait insiden ospek mahasiswa baru yang berujung viral di media sosial. Nizam meminta klarifikasi terkait hal ini kepada rektor Unesa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah saya kontak pak rektor Unesa untuk klarifikasi. Menurut beliau PKKMB tetap [berlangsung secara] daring," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pihaknya tengah membahas aturan formal yang bakal mengatur dan menindak kasus bullying dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Aturan ini nantinya bakal berbentuk Permendikbud. Pihaknya menargetkan aturan ini secepatnya bisa diimplementasikan di lingkungan kampus. Namun hingga kini, Kemendikbud masih membahas aturan ini di tingkat internal.
Kegiatan ospek Unesa ramai dibahas karena unggahan video yang ramai tersebar di jejaring media sosial menunjukkan mahasiswa baru dimarah-marahi seniornya dalam kegiatan ospek daring. Pada salah satu video, mahasiswa baru dibentak karena tidak memakai ikat pinggang.
Sebelumnya Rektor Unesa Nurhasan mengakui ada kesalahan yang dilakukan pihaknya dalam koordinasi pelaksanaan PKKMB di kampusnya. Ia pun menyayangkan kejadian terjadi pada masa orientasi mahasiswa baru tahun ini.
"Saat ini kami bersama pimpinan kemahasiswaan dari Fakultas terkait telah memberikan evaluasi sekaligus bimbingan kepada mahasiswa yang bersangkutan dan seluruh masalah yang ada akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan," ungkap Rektor Unesa Nurhasan melalui pernyataan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Kepala Bidang Humas Unesa, Vinda Maya Setianingrum mengungkap kegiatan PKKMB yang digelar pada Senin 7 September hingga Rabu 9 September lalu terjadi di FIP Unesa.
"Jadi kami mengidentifikasi bagaimana kronologinya. Memang itu video dari kami saat proses PKKMB. Pada Rabu 9 September 2020 kemarin kejadiannya," kata Vinda, di Gedung Rektorat Unesa.
Unesa, kata Vinda, jelas menolak segala bentuk kekerasan, baik verbal maupun nonverbal, baik dilakukan secara online atau offline.
"Ini menjadi catatan penting bagi kami. Kami sepakat bahwa saat ini kekerasan dalam bentuk apapun kami sangat menyayangkan," kata dia.
Vinda mengatakan, hari ini pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan mahasiswa terkait dengan melibatkan komite disiplin dan mahasiswa baru korban bullying.
Pihak kampus akan memintai keterangan dan kronologi atas kejadian tersebut, kepada masing-masing mahasiswa yang terlibat kejadian tersebut.
"Ini permasalahan internal, semua anak kami. Kami akan berusaha menyelesaikan secara internal dan kekeluargaan," ucap Vinda.
(wis/wis)