










Relawan
Pembuka Harapan
Oleh:
Andry Novelino
Sekelompok anak muda tergabung dalam relawan Indonesian Escorting Ambulance (IEA). Setiap hari berkoordinasi membuka jalan bagi ambulans yang melintas.
Mereka bukan tenaga kesehatan, tapi punya peran penting dalam kelancaran tugas tim medis. Mengawal ambulans agar tak terjebak kemacetan.
Saat menjumpai ambulans yang melintas, relawan IEA langsung berkordinasi dengan supir untuk memberikan pengawalan. Mereka berpegang teguh pada slogan "Berbuat tanpa berharap."
Para relawan IEA terdiri atas berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, pegawai, hingga wiraswasta. Mereka mendapatkan pelatihan khusus untuk menjadi seorang first responder Public Safety Center (PSC) 119.
Diperlukan mental yang tangguh untuk menjadi relawan IEA. Sehari-harinya mereka menerima hujatan dan caci maki dari pengendara lain yang kadang merasa terganggu.
IEA lahir di Kota Bekasi pada Maret 2017 dan kini sudah menyebar hingga hampir di setiap wilayah Jabodetabek.
Satu detik sangat berarti bagi mereka yang tengah menyelamatkan nyawa. Jalan bagi ambulans harus dibuka.
Relawan IEA menggunakan istilah "Taruna" sebagai kode info pengawalan atau kecelakaan lalu-lintas. Enam relawan yang menggunakan 3-4 motor pun dengan cepat bergerak ketika kode tiba.
Para relawan rata-rata mendapat dukungan dari keluarga atau pasangan, karena dianggap melakukan kegiatan yang positif.
Selain mengawal ambulans, relawan IEA juga melakukan kegiataan kemanusiaan lain, seperti evakuasi atau membantu petugas pemadam kebakaran.