'Jebakan' Rapid Test on The Spot Surabaya Buat Lacak Covid-19

CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2020 08:57 WIB
Wali Kota Surabaya menyebut rapid test mulai menggunakan jenis antigen yang jumlahnya disediakan sekitar 500 buah setiap titik lokasi pemeriksaan gratis.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyapa warga yang mengikuti tes cepat (Rapid Test) Covid-19 massal di Lapangan Hoki, Jalan Dharmawangsa, Surabaya, 20 Juni 2020. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, melancarkan aksi jebakan pemeriksaan cepat massal atau rapid test antigen secara gratis kepada ratusan warga setempat dalam sepekan ini.

Pemkot dan Dinas Kesehatan mencari 'mangsa' dengan cara menutup beberapa akses jalan yang sering menjadi lokasi tongkrongan anak muda, seperti di Jalan Ketabang sisi arah menuju Jalan Pemuda.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku upaya ini dilakukan pemkot sebagai cara menekan laju penyebaran virus corona (Covid-19) di kota pahlawan yang mayoritas didominasi kaum muda. Apalagi fasilitas rapid test gratis yang disediakan pihaknya tak digubris masyarakat.

"Jadi 30-40 persen itu kan anak muda yang kena, kan sayang begitu," kata perempuan yang karib disapa Risma itu dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Selasa(29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ternyata undangan misal 300 itu yang datang hanya 50 persen, jadi tidak efektif," imbuhnya.

Oleh sebab itu, pihaknya mulai memutar strategi dengan memasang jebakan atau perangkap rapid test on the spot. Beberapa jalan diblokade dan beberapa orang yang melintas diwajibkan mengikuti serangkaian tes deteksi Covid-19 ini.

Mereka yang 'terjaring perangkap' rapid test, tidak diperkenankan pulang sebelum mengantongi surat keterangan telah menjalani pemeriksaan.

Risma juga menyebut rapid test kali ini sudah mulai menggunakan jenis antigen yang jumlahnya disediakan sekitar 500 buah setiap titik lokasi pemeriksaan.

Secara teknis, prosedur pengambilan dilakukan dengan pengambilan sampel lendir di hidung, seperti halnya swab. Hasil dari rapid test antigen ini, dinilai lebih akurat dibanding rapid test biasa.

"Jadi kalau yang positif misalkan jalan A, satu orang positif, maka seluruh jalan A kita rapid. Nah waktu itu belum punya swab reagan sehingga kita rapid, begitu dia positif langsung kita swab gitu," jelas Risma.

Serangkaian pemeriksaan ini juga sempat memicu perdebatan antara pengendara dan petugas. Pengendara tersebut mencoba menerobos keluar dengan motornya namun dihalau petugas.

"Saya mau mencari jalan kok malah disuruh rapid itu bagaimana, suruh bayar enggak mau saya," kata dia.

Merespons hal itu, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto menyebut serangkaian tes yang ditargetkan untuk 300-500 per lokasi tes ini dilakukan secara gratis dan masif.

"Ini rapid test gratis, rapid test antigen, artinya mendekati swab. Sebenarnya warga Kota mengikuti rapid test ini ada keuntungannya karena mendekati swab. Kita ambilnya bukan darah namun lendir yang ada di hidung," jelas Eddy.

Nantinya, bilamana warga asli kota Surabaya yang reaktif terhadap covid-19 akan menjalani isolasi di Asrama Haji Sukolilo, sementara yang bukan orang asli Surabaya akan diisolasi di Rumah Sakit Lapangan di Jalan Indrapura Surabaya.

Perkembangan data Covid-19 di Surabaya per Selasa (29/9) mencapai angka 14.170 kasus positif. Dari jumlah itu, 576 masih dalam perawatan, 12.540 orang dinyatakan telah pulih, sementara 1.054 lainnya meninggal dunia.

(khr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER