Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan tak akan ikut ambil bagian dengan organisasi buruh lain maupun mahasiswa dalam aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja hari ini, Kamis (8/10) di Istana.
Presiden KSPI Said Iqbal menegaskan kelompok buruh yang berafiliasi dengan KSPI tetap akan menggelar aksi mogok nasional di pabrik atau industri masing-masing wilayah.
"Buruh (KSPI) aksi di lingkungan pabrik masing-masing. Tidak ada aksi ke DPR atau Istana," kata Iqbal lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (8/10) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal mengatakan, keputusan sesuai surat pemberitahuan KSPI sejak bahwa buruh KSPI hanya akan menggelar aksi mogok nasional di lingkungan pabrik setiap wilayah selama tiga hari sejak Selasa (6/10) lalu.
Aksi mogok nasional itu digelar KSPI bersama 32 federasi dan konfederasi untuk mendesak Presiden Joko Widodo mencabut pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Ciptaker yang telah diketok DPR pada Senin (5/10) lalu.
Iqbal mempermasalahkan pengesahan RUU penarik investasi yang dinilai terburu-buru dan seperti 'kejar tayang'.
"Di samping itu, ada berbagai permasalahan mendasar yang dinilai merugikan hak kaum buruh dan berdampak pada kepastian kerja, kepastian pendapatan, dan jaminan sosial," katanya.
Sejumlah elemen buruh, mahasiswa, dan organisasi sipil diketahui akan menggelar aksi menuntut pencabutan UU Omnibus Law Ciptaker hari ini di Istana. Aksi tersebut sekaligus menjadi puncak dari rangkaian aksi mogok nasional yang telah dilakukan buruh selama tiga hari sejak Selasa (6/10) lalu di beberapa daerah.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Sunarno memperkirakan, 20 ribu massa gabungan akan berkumpul di dekat Istana menuntut pencabutan UU Ciptaker.
"Perkiraan dari buruh teman-teman mahasiswa dan organ gerakan lain, sekitar 20 ribu," imbuh dia.