Massa dari kelompok mahasiswa, pelajar dan kelompok masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jawa Timur, mulai berdatangan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (8/10).
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, mereka datang lebih dulu ketimbang massa dari serikat buruh. Massa langsung menaiki depan dan atap mobil water cannon milik polisi yang telah terparkir di Jalan Gubernur Suryo.
"Tugasmu mengayomi, tugasmu mengayomi, pak polisi, pak polisi, jangan ikut kompetisi," teriak massa, Kamis (8/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang, pelajar SMA Negeri 8 Surabaya yang turut dalam aksi tersebut, Milan, mengaku sengaja mengikuti aksi ini karena tergerak dan prihatin melihat nasib orang tuanya yang juga buruh.
"Orang tua saya buruh, saya kasian liat orang tua saya," ucap Milan, kepada CNNIndonesia.com.
Para mahasiswa dan pelajar nampak juga membentangkan sepanduk serta poster berisi penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja.
Sementara itu, ratusan mahasiswa yang terdiri dari PMII dan GMNI menggelar aksi menolak Omnibus Law Cipta Kerja di depan Gedung DPRD Pamekasan. Mereka ditemui pimpinan DPRD Pamekasan.
Namun, para wakil rakyat itu justru dibuat menunggu berjam-jam untuk berbicara ke massa. Para demonstrasi tak memberi panggung pimpinan DPRD Pamekasan untuk berbicara meskipun sempat menyanyikan lagu Iwan Fals, 'Bongkar'.
Pantauan CNNIndonesia.com, sedikitnya ada 10 anggota dewan yang turun menemui peserta aksi. Di antaranya adalah Ketua DPRD Pamekasan Fathor Rohman, Ketua Komisi I Imam Hosairi, Ketua Komisi IV Muhammad Sahur dan anggota lainnya.
Mereka menyimak satu persatu orasi yang disampaikan demonstran. Lama menunggu, beberapa anggota dewan terlihat mondar-mandir, duduk, dan mengeluh karena menahan panas matahari.
Ketua DPRD Pamekasan Fathor Rohman dan anggota dewan lain pun memilih membubarkan diri dan masuk kantor kembali Fathor terlihat kecewa karena tidak diberi kesempatan untuk berbicara.
"Gini kami tidak diberi ruang untuk berbicara. Sementara ini sudah masuk waktu zuhur, jadi kami harus salat dulu," kata Fathor saat ditemui sejumlah wartawan.
Fathor mengaku tidak terima dengan pernyataan pendemo yang menyebut bahwa dewan tak bekerja. Menurutnya, anggota dewan selalu siap memberi bantuan jika memang dibutuhkan.
"Kalau kami dibutuhkan, tetap kami temui. Tapi kami sepertinya tidak diperlukan," ujarnya.
Aksi massa menolak Omnibus Law Cipta Kerja telah berlangsung di sejumlah daerah, seperti Medan, Bandung, Bekasi, Tangerang, Bandar Lampung, Semarang, Yogyakarta, Makassar, dan sejumlah daerah lain.
Untuk di Jakarta, kaum buruh dan mahasiswa akan bergerak menuju Istana Negara. Ratusan mahasiswa telah berkumpul di sekitar Patung Kuda dan lampu merah Harmoni. Mereka mencoba merangsek barikade polisi untuk sampai depan Istana.
(frd/nrs/fra)