Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi berupaya keras menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri. Tujuannya, agar dunia pendidikan tak tertinggal dari perkembangan kemajuan industri.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menyebut, agar link and match dengan dunia industri berjalan berkesinambungan, pihaknya mewajibkan lembaga pendidikan vokasi untuk melaksanakan paket-paket dalam program terkait.
"Dalam pelaksanaan paket link and match, industri terlibat penuh dalam perencanaan pembelajaran, proses belajar, dan evaluasi. Ini merupakan mekanisme kerja sama saling menguntungkan antara sekolah dengan industri," kata Wikan di Kawasan Ekonomu Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang, Sabtu (10/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran Wikan saat itu sekaligus untuk penandatangan nota kesepahaman Kemendikbud dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) Singhasari tentang Pengembangan Pendidikan Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta perjanjian kerja sama Ditjen Pendidikan Vokasi dengan KEK Singhasari tentang Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pendidikan Vokasi.
Wikan menjelaskan, salah satu tujuan utama program paket link and match adalah meningkatkan kualitas lulusan pendidikan vokasi agar relevan dengan kebutuhan industri. Nantinya, peningkatan akan berdampak terhadap penguatan kualitas peserta pendidikan vokasi.
"Saya mengapresiasi KEK Singhasari yang telah mengimplementasikan link and match. Semoga kerja sama ini dapat ditiru dan diimplementasikan di daerah kawasan industri lainnya, serta di daerah yang bukan kawasan industri pula," katanya.
Dalam pelaksanaan program yang menuntut keterlibatan seluruh pemangku kepentingan mencakup pemerintah daerah, industri, dan pengelola lembaga pendidikan, Wikan berharap agar kemitraan strategis atau link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia industri bisa bermanfaat bagi kedua belah pihak.
KEK Pertama di Bidang Pengembangan Teknologi
KEK Singhasari tercatat sebagai KEK pertama di bidang pengembangan teknologi, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2019 atas arahan Presiden Joko Widodo untuk memprioritaskan pembangunan SDM. KEK Singhasari dipersiapkan untuk KEK Singhasari pun telah siap untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan SDM, menjadi bagian dalam transformasi ekonomi, berperan aktif dalam memfasilitasi pendidikan vokasi yang berorientasi pada DUDI, serta melengkapi generasi milenial Indonesia dengan emerging skills.
Aktivitas ekosistem digital yang terintegrasi di KEK Singhasari itu diharapkan menjadi katalis pertumbuhan perekonomian digital di Indonesia menyongsong 'Indonesia Emas 2045'. Pengembangan ekonomi digital di KEK Singhasari merujuk pada empat pilar utama yang dikenalkan World Bank, yaitu regulasi, infrastruktur, edukasi, dan inovasi.
Karena itu, kerja sama antara Ditjen Pendidikan Vokasi dengan KEK Singhasari dipandang sebagai langkah awal mendukung KEK Singhasari untuk turut mengawal dan berkontribusi aktif dalam program link and match. Sehingga, dapat terjalin mitra-mitra industri yang lebih banyak lagi di bawah naungan KEK Singhasari bagi SMK dan satuan pendidikan vokasi yang ada di sekitarnya dalam mewujudkan program sembilan paket link and match.
Dengan menjalin kesepahaman dan kerja sama dengan Kemendikbud, KEK Singhasari diharapkan menjadi mitra industri bagi satuan pendidikan vokasi yang berperan aktif dalam penyelarasan kurikulum; peningkatan kompetensi sumber daya manusia; pengembangan materi pelatihan; fasilitasi pendidik dari DU/DI; pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana; fasilitasi sertifikasi kompetensi; fasilitasi riset terapan; fasilitasi rekrutmen lulusan; fasilitasi pemberian beasiswa.
Dengan ruang lingkup kesepahaman dan kerja sama di atas, KEK Singhasari diharapkan menjadi tempat "link and match secara massal" antara dunia pendidikan dan DUDI pertama di sektor teknologi informasi dan komunikasi. Sebelumnya, KEK Singhasari juga telah menandatangani MoU kesepahaman dan rencana kerja sama dengan Politeknik Negeri Malang, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, dan Yayasan Pendidikan Telkom.
(rea)