Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini masih belajar sekalipun menjadi rujukan utama penanganan virus corona.
Pernyataan Muhadjir merujuk pada sejumlah rekomendasi WHO yang kerap berubah-ubah terkait upaya penanganan Covid-19. Ia mencontohkan, WHO pernah mengkritik Indonesia yang tak menerapkan penguncian wilayah (lockdown).
"Dan terutama WHO yang selama ini jadi patokan kan berubah-ubah, dulu kita dikritik karena tidak melakukan lockdown. Tapi terakhir bilang melarang lockdown, karena itu berbahaya untuk pertumbuhan ekonomi kan. Jadi WHO sendiri memang masih belajar," kata dia dalam diskusi Secret at Newsroom CNNIndonesia.com, Jumat (23/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga mengklaim bahwa Indonesia tak sepenuhnya gagal mengatasi Covid-19 beberapa waktu belakangan terus mengalami lonjakan. Dibanding sejumlah negara berpenduduk besar lainnya, corona di Indonesia menurutnya masih dapat dikendalikan.
Ia menyebut peringkat Indonesia masih berada di bawah negara-negara berpopulasi tinggi, seperti Amerika Serikat, India, Brasil, dan Rusia.
Saat ini masing-masing berada di urutan satu hingga lima kasus positif corona tertinggi global.
Indonesia, katanya, yang berada di peringkat 20, hanya berada di atas atau lebih buruk dari China yang berada di peringkat 40. Namun, Muhadjir tak menyebut lembaga atau rilis yang mengeluarkan data tersebut.
"Sementara Indonesia di ranking 20, China kalau nggak salah ranking 40. Jadi, dilihat dari itu kita sangat bagus, tidak terlalu jelek," ucapnya.
Untuk memverifikasi pernyataan Muhadjir, CNNIndonesia.com menilik data statistik yang dirilis John Hopkins University pada Sabtu (24/10) pagi, Indonesia berada di urutan ke-19. Sementara China berada di peringkat 53 global dengan 91.167 kasus dan 4.172 kematian akibat virus corona.
Mengutip update terbaru Tim Satgas Penanganan Covid-19, kasus Covid-19 di Indonesia per Jumat (23/10) telah menyentuh 381.910 atau bertambah 4.369 dari sehari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, kasus sembuh mencapai 305.100, dengan kasus kematian mencapai 13.077 kasus.
(thr/evn)