Satgas Imbau Masyarakat Cermat Pilah Informasi soal Vaksin

Satgas Covid-19 | CNN Indonesia
Sabtu, 24 Okt 2020 15:27 WIB
Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat dapat memilah informasi dan tidak berspekulasi terkait uji klinis dan harga vaksin Covid-19.
Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat dapat memilah informasi dan tidak berspekulasi terkait uji klinis dan harga vaksin Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat dapat memilah informasi dan tidak berspekulasi terkait uji klinis dan harga vaksin Covid-19.

Pemerintah, ingin memastikan bahwa informasi publik yang disampaikan betul-betul akurat.

"Pemberitahuan aspek vaksinasi yang bersinggungan dengan masyarakat akan didiseminasikan secara transparan, secara bertahap, sehingga jika belum diumumkan secara gamblang oleh pemerintah, maka hal tersebut masih dalam tahap perumusan," ujar Wiku dikutip melalui laman resmi Satgas-Covid-19, Jumat (23/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiku juga meminta masyarakat tak perlu mengkhawatirkan kelompok prioritas penerima vaksin.

"Pemerintah mengupayakan pemerataan penerima vaksin nasional untuk menciptakan kekebalan komunitas atau herd immunity," kata Wiku.


Tahap Pengembangan

Wiku melanjutkan pemerintah masih menyelesaikan tahapan pengembangan uji klinis fase 3 yang dilakukan di Universitas Padjajaran di Bandung, Jawa Barat.

Ada beberapa kandidat vaksin yang sedang dikembangkan, termasuk vaksin Merah Putih oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Kandidat vaksin hasil kolaborasi dengan kerja sama pihak luar negeri, di antaranya Bio Farma dengan Sinovac dari Tiongkok, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma dengan Genexine dari Korea Selatan.

Hingga saat ini, lanjut Wiku, belum ada negara di dunia yang memproduksi vaksin Covid-19 secara massal. "Sampai saat ini ilmuwan masih terus mengenali karakteristik penyebab virus baru ini sebagai dasar pengembangan vaksin," ujarnya.

(ang/fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER