PP Muhammadiyah Sesalkan Intoleransi Macron Terhadap Islam

CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2020 10:33 WIB
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad menilai pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan bentuk intoleransi terhadap Islam.
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad (kanan) menilai pernyataan kontroversial Presiden Prancis Emmanuel Macron merupakan bentuk intoleransi terhadap Islam. Foto: ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad menilai Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang memperlihatkan bentuk intoleransi terhadap agama Islam terkait pernyataannya yang dinilai menghina Islam dan Nabi Muhammad.

Macron memicu kontroversi ketika melontarkan pernyataan bahwa Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia.

"Pernyataan tersebut memperlihatkan intoleransi terhadap keyakinan orang lain yang menghormati Nabinya atau Pemimpin agamanya," kata Dadang kepada CNNIndonesia.com, Selasa (27/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dadang menilai pernyataan tersebut tak pantas dilontarkan oleh pemimpin negara besar seperti Prancis. Macron, kata dia, seharusnya bisa menghormati dan menjunjung tinggi semua simbol dan tokoh agama di dunia ini.

Dadang meminta semua pihak bisa menghormati keyakinan semua umat beragama di dunia ini. Ia juga berharap pelecehan terhadap tokoh dan lambang suci agama apapun tak terulang kembali di dunia ini.

"Patut disayangkan pernyataan tersebut keluar dari seorang pemimpin negara besar yang seharusnya menjunjung tinggi dan menghormati simbol dan tokoh agama," kata dia.

Kontroversi pernyataan Macron yang dinilai menyinggung Islam dimulai sejak awal Oktober lalu. Macron menyampaikan pernyataan tentang ancaman kelompok radikal Muslim yang ingin mengubah nilai-nilai liberalisme dan sekulerisme di Prancis.

Setelah lontaran penyataan itu, terjadi peristiwa seorang guru sejarah di Prancis bernama Samuel Paty (47), dipenggal di daerah Eragny oleh seorang pemuda pendatang dari Chechnya, Abdoullakh Abouyezidovitch (18) pada 16 Oktober.

Pemicunya diduga Paty sempat membahas tentang kartun Nabi Muhammad SAW, di dalam kelas. Di awal, dia sudah mengizinkan sejumlah pelajar Muslim untuk keluar kelas jika tidak sepakat dengan materi yang dia bahas.

Setelah insiden itu, Macron kembali melontarkan pernyataan kotroversi bahwa pelaku adalah seorang radikal Muslim. Dia menyebut Paty sebagai martir karena mengajarkan kebebasan berpendapat.

(rzr/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER