Seorang mahasiswa di Surabaya melaporkan dugaan pelanggaran di Pilkada Kota Surabaya ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Dia melaporkan lantaran beredar foto bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dipakai untuk kepentingan kampanye salah satu pasangan calon.
Albert Kurniawan, mahasiswa yang melaporkan ke Bawaslu, mengaku resah mendapat foto-foto tersebut di media sosial.
"Saya merasa resah dengan info, berita, dan foto bahwa ada paket bantuan dari BNPB diduga digunakan untuk kampanye calon tertentu di Pilkada Surabaya," kata Albert, Kamis (19/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa foto yang dia laporkan. Foto pertama tampak paket bantuan BNPB berupa tas berwarna putih menumpuk dalam sebuah truk. Tas kain berwarna putih itu, terdapat logo dan tulisan BNPB.
Lalu pada foto kedua, ada tiga orang tengah membawa tas bantuan itu sembari mengacungkan dua jari. Dua orang di antaranya juga diduga mengenakan baju kampanye yang identik dengan milik paslon nomor urut 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.
"Saya berharap Bawaslu bisa membuka secara benderang tentang masalah ini," ujarnya.
Ketua Bawaslu Surabaya Muhammad Agil Akbar membenarkan ada laporan yang masuk terkait dugaan penggunaan paket bantuan BNPB untuk kampanye. Kini laporan itu sudah diterima dan masih dalam tahap proses lanjutan.
"Iya ada warga yang melaporkan. Nanti kita proses dulu," kata Agil.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Media Tim Pemenangan Machfud Arifin-Mujiaman, Imam Syafii membantah pihaknya menggunakan bantuan BNPB untuk kepentingan kampanye seperti yang beredar di foto.
Ia menilai foto-foto itu telah mendiskreditkan paslon Machfud-Mujiaman. Politisi NasDem ini juga menganggap bahwa hal itu tidak masuk akal.
Ia menuturkan bahwa BNPB adalah instansi pemerintah pusat dan pihaknya tak memiliki akses ke lembaga itu.
"Yang punya akses ke BNPB siapa? Kan penguasa, kepala daerah, dan perangkat perangkatnya," kata Imam.
"Justru kami aneh gitu loh yang, punya akses ke situ ya nomor 1, kok sekarang yang dituduh paslon nomor 2. Enggak masuk akal," sambungnya.
Dia menyebut peredaran foto yang menyudutkan Machfud-Mujiaman itu intrik politik yang dilakukan kelompok tertentu. Imam lantas meminta semua pihak setop melakukan itu.
"Kita berkontestasi secara sehat sajalah enggak perlu intrik-intrik. Enggak perlu lempar batu sembunyi tangan gitulah," ujarnya.