Anies Diminta PSBB Ketat, Cegah Kasus Usai Kerumunan Rizieq

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2020 09:56 WIB
Epidemiolog FKM UI memprediksi terjadi lonjakan kasus Covid-19 dalam satu minggu ke depan atau pada awal Desember 2020.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta menerapkan PSBB ketat di Jakarta untuk mencegah lonjakan kasus usai kerumunan di sejumlah wilayah Jabodetabek. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Ascobat Gani mendorong Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 di Ibu Kota.

Hal itu perlu diterapkan mengingat dalam beberapa pekan terakhir muncul kerumunan massa yang berpotensi menularkan virus corona.

Seperti penyambutan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang; Maulid Nabi Muhammad SAW di kawasan Tebet, Jakarta Selatan; penyambutan Rizieq di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor; dan Maulid Nabi sekaligus pernikahan putri Rizieq di Petamburan, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tunggu saja 15 hari, kira-kira seminggu lagi akan naik. Jadi mestinya (PSBB) diperketat," kata Gani saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (23/11).

Gani memprediksi terjadi kenaikan kasus positif Covid-19 di Jakarta akibat kerumunan dalam acara yang dihadiri maupun digelar Rizieq di sejumlah tempat. Lonjakan kasus Covid-19 tersebut mulai terjadi pada awal Desember 2020.

"Antara pelonggaran dan kenaikan kasus itu sudah jelas dan empiris. Ini kan (kerumunan) baru minggu kemarin, kira-kira seminggu lagi, awal Desember kasus naik," ujarnya.

Menurut Gani, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mestinya menerapkan PSBB ketat kembali karena pada Desember mendatang terdapat tiga ancaman serius yang juga berpotensi meningkatkan kasus positif Covid-19.

Pertama, pelaksanaan Pilkada 2020, kemudian cuti bersama Hari Raya Idul Fitri yang tertunda, hingga libur Natal dan tahun baru. Ketiga hal tersebut berpotensi membuat masyarakat abai dan tak patuh pada protokol kesehatan sehingga penularan Covid-19 terjadi.

Di sisi lain, kata Gani, angka positivity rate DKI Jakarta yang tinggi. Menurut data https://corona.jakarta.go.id/id/data-pemantauan, positivity rate harian Jakarta, data teranyar pada Sabtu (21/11) sebesar 13,5 persen.

Sementara positivity rate nasional berdasarkan data mingguan yang dilaporkan Satgas Covid-19 sebesar 13,4 persen.

"Memang sudah dibikin peraturan melarang kerumunan, tapi kan kita lihat itu dilanggar, ditambah positivity rate DKI lebih tinggi dari nasional," katanya.

"Kalau melihat data-data itu mestinya kita perketat (PSBB), tapi bahwa DKI melonggarkan, menurut saya paradoks keputusannya. Mungkin mereka ada pertimbangan lain, coba tolong tanyakan pada kadinkes atau gubernur," ujar Gani menambahkan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan PSBB transisi mulai 23 November hingga 6 Desember 2020. Anies mengklaim kondisi pandemi Covid-19 di Jakarta masih terkendali bahkan menuju aman.

"Berdasarkan data-data epidemiologis selama penerapan PSBB masa transisi dua pekan terakhir, kondisi wabah Covid-19 DKI Jakarta masih terkendali dan menuju aman," kata Anies, dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (23/11).

Namun merujuk pada data https://corona.jakarta.go.id/id/data-pemantauan, penambahan kasus Covid-19 di ibu kota justru pecah rekor pada Sabtu (21/11) sebanyak 1.579 kasus. Angka ini merupakan penambahan tertinggi di Jakarta selama 9 bulan pandemi Covid-19 berlangsung.

Kemudian kerumunan massa Rizieq di Jakarta beberapa waktu lalu telah dinyatakan sebagai klaster penularan virus corona. Sebanyak 80 orang dalam kerumunan di wilayah Petamburan dan Tebet yang dihadiri Rizieq terkonfirmasi positif Covid-19.

Berdasarkan hasil pemeriksaan melalui tes PCR oleh Kementerian Kesehatan, terdapat 50 kasus positif Covid-19 di Tebet dan 30 kasus di Petamburan.

Selain itu, data pemeriksaan tes PCR yang dilakukan di laboratorium kesehatan daerah hingga 21 November 2020 juga masih menunggu hasil 15 kasus yang berasal dari kerumunan yang terjadi di Megamendung Bogor, Jawa Barat.

(mln/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER