Keluarga Laskar FPI: Putra Kami Tidak Bawa Senjata

CNN Indonesia
Rabu, 09 Des 2020 00:29 WIB
Anggota keluarga laskar FPI korban tewas dalam bentrok dengan polisi meyakini dan menjamin anaknya tidak membawa senjata api seperti yang ditudingkan aparat.
Penyerahan jenazah laskar FPI menuju Petamburan dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (7/12). (Foto: CNN Indonesia/Michael Josua Stefanus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota keluarga dari salah satu laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas dalam bentrokan dengan aparat polisi di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) dini hari tidak terima anaknya disebut membawa senjata.

Ayah dari korban Faiz Ahmad Syukur, Suhada menjamin anaknya tidak mungkin membawa senjata api ketika mengawal pimpinan FPI, Rizieq Shihab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya juga sangat tidak terima bila putra saya dan keenam para mujahid ini dikatakan membawa senjata, padahal kami tahu persis siapa dan kami tahu dia aktif di mana," ungkap Suhada kepada wartawan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (8/12).

Suhada mengaku heran ketika menonton televisi. Pasalnya, kala itu para laskar yang tewas disebut membawa senjata tajam bahkan senjata api.

Ia pun lantas mengajak polisi berdiskusi dengan keluarga melalui syariat Islam, yakni muhabalah atau sumpah laknat atau kutukan.

"Kalian datangkan keluarga kalian, saya datangkan keluarga saya. Kita bermubahalah benar kah anak saya membawa senjata atau tidak, nanti siapa yang dilaknat oleh Allah SWT," kata dia.

"Jadi itu salah satu, kami berusaha meyakinkan putra-putra kami tidak membawa senjata, senjatanya dari mana," tambah Suhada.

Menurut dia, pernyataan Polisi yang menuding bahwa anggota laskar menyerang terlebih dahulu juga patut dipertanyakan. Pasalnya, saat itu rombongan sedang mengawal Rizieq yang merupakan sosok panutan dalam kelompoknya.

Sehingga, lanjut dia, sangat tidak mungkin anggota laskar akan menyerang aparat sementara mereka sedang bertugas mengawal pemimpinnya.

"Kami yakin ini adalah extra judicial kill, sudah lah," tandas Suhada.

Sebelumnya, bentrok antara polisi dengan pendukung Rizieq terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB. Akibat kejadian itu, enam orang pendukung Rizieq tewas.

Penyerahan jenazah laskar FPI menuju Petamburan dari RS Polri KramatJati, Jakarta Timur, Selasa (7/12).Penyerahan jenazah laskar FPI menuju Petamburan dari RS Polri KramatJati, Jakarta Timur, Selasa (7/12). (Foto: CNN Indonesia/Michael Josua Stefanus)

Masing-masih pihak yang terlibat bentrok, baik polisi maupun FPI memiliki kronologi versinya sendiri-sendiri. Polisi menyebut laskar FPI terlebih dulu menyerang aparat sehingga mereka bertindak. Sedangkan FPI menyebut, laskarnya diserang orang tak dikenal.

Sejumlah pihak mulai dari pegiat HAM, Ormas hingga anggota parlemen beramai-ramai mendesak pembentukan tim independen guna mengusut fakta. Sementara ini, tim investigasi yang baru terbentuk adalah bikinan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Tim khusus tersebut bakal menggali informasi dan mengurai fakta seputar insiden. "[Bidang] Pemantauan dan Penyelidikan telah membuat tim. Saat ini sedang mendalami informasi untuk memperdalam berbagai informasi yg beredar di publik," kata Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan atau Penyelidikan, Choirul Anam, kepada CNNIndonesia.com, Senin (7/12).

(mjo/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER