Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa memasang target 11 juta suara dan kemenangan di Pemilu 2024. Pakar menilai rencana Suharso tak realistis di tengah keterpurukan partainya.
Usai terpilih jadi Ketua Umum PPP periode 2020-2025, Suharso langsung bicara Pemilu 2024. Ia meminta para kadernya kerja keras untuk memenangkan PPP di pemilu 4 tahun mendatang.
Pria yang menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu ingin PPP kembali ke kejayaan di awal reformasi. Ia bahkan ingin melampaui capaian Pemilu 1999 dengan menargetkan 11 juta suara di 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suharso bilang akan membuat tiga tim kerja. Mereka adalah tim kerja elektoral, tim influencer yang akan menarik suara anak muda, dan tim pendukung organisasi.
"Sebagai perbandingan, pada 2019, kita hanya mendapat sekitar 6,3 juta. Artinya, kita akan mengejar kenaikan dua kali lipat dibanding 2019," kata Suharso dalam Muktamar IX PPP di Makassar, Sulsel, Sabtu (19/12).
Raihan suara tertinggi PPP di era reformasi terjadi pada Pemilu 1999. Saat itu, mereka duduk di posisi keempat dengan perolehan 11.329.905 suara.
Setelah kegemilangan itu, suara PPP kian menyusut. Pada 2004, suara mereka turun ke angka 9.248.764 atau 9,15 persen suara sah dan menempati urutan keempat.
Pada 2009, PPP melorot ke posisi keenam dengan perolehan 5.533.214 suara, setara 5,32 persen suara sah. Lima tahun berikutnya, perolehan suara PPP sedikit naik 8.157.488 suara atau 6,53 persen suara sah. Namun posisi mereka turun ke nomor sembilan.
Pukulan paling telak untuk PPP diterima pada Pemilu 2019. Partai Kakbah hanya mampu mendulang 6.323.147 suara atau 4,52 persen sah. Mereka nyaris tidak lolos ke parlemen karena perolehan suara mendekati ambang batas (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan target yang dipasang Suharso tidak realistis. Pasalnya, PPP hanya bisa mengantongi 11 juta suara saat basis massa mereka masih prima.
Sementara saat ini PPP dilanda krisis kepemimpinan. Dua ketua umum dicokok KPK jelang pemilu 2014 dan 2019. PPP juga minim tokoh kaliber nasional yang populer.
"Ingin memenangkan pemilu dengan lompatan tinggi, 11 juta suara kira-kira 4 besar pemenang pemilu. Itu menurut saya mission impossible, misi yang tidak mungkin," ucap Ujang kepada CNNIndonesia.com, Senin (21/2).
Ujang berpendapat target tinggi itu dipasang Suharso hanya untuk melecut semangat para kader. Sebab, jika benar-benar jadi tujuan utama, tentu akan sulit bagi PPP.
Dia melihat PPP masih ketergantungan dengan basis massa Islam tradisional di kalangan pesantren. Sementara itu, partai-partai Islam terus bermunculan dengan tawaran yang lebih modern.
"Menurut saya perlu keluar. Basis di pesantren dan ulama dijaga, tapi PPP perlu keluar mencari suara lain," ucapnya.
Dihubungi terpisah, pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi juga menilai kans PPP meraih 11 juta suara dan menang Pemilu 2024 hampir mustahil.
Asrinaldi berpendapat PPP berada dalam posisi sulit. Ceruk pasar pemilih Islam semakin sesak dengan kehadiran partai-partai baru, seperti Gelora, Partai Ummat dan Masyumi. Di saat yang sama, partai Islam lama sudah meneguhkan basis massa.
"Jika PPP berharap pada pemilih tradisional, sudah ke PKB dengan Nahdliyin. Modernis Muhammadiyah ke PAN. PPP hanya berharap ke loyalis yang pernah ada dulu," ujar Asrinaldi.
Ia menilai PPP butuh langkah besar agar setidaknya bisa mendekati target Suharso. Pertama, PPP harus menguatkan basis pemilih di daerah dengan merekrut tokoh-tokoh kharismatik.
PPP juga harus menawarkan program-program yang ramah terhadap kalangan muda. Sebab 60 persen pemilih di 2024 diprediksi berasal dari anak-anak muda.
Selain itu, Asrinaldi menilai efek ekor jas (coat tail effect) jadi salah satu jalan keluar PPP. Partai Kakbah harus mampu mengidentikkan dirinya dengan calon presiden 2024. Dengan begitu, PPP bisa mendapat limpahan suara di pemilu.
"Saya pikir untuk mencalonkan presiden juga jadi kata kunci untuk PPP. Mana tokoh capres yang kelihatan punya basis massa, PPP akan ke sana. Yang penting bisa lewat parliamentary threshold," ujarnya.