Oknum TNI disebut membakar jenazah dan membuang abu dua warga sipil di Papua yang dicurigai bagian kelompok kriminal bersenjata (KKB) ke sungai demi menghilangkan jejak.
Dua warga sipil ini adalah Zanambani bersaudara, yakni Luther Zanambani dan Apinus Zanambani, yang diketahui telah menghilang sejak April lalu.
Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (Danpuspomad) Letnan Jendral TNI Dodik Widjanarko menyebut Zanambani bersaudara ini mulanya sempat ditahan oleh TNI yang tengah melakukan penyisiran atau sweeping lantaran dicurigai berkomplot dengan KKB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat melaksanakan sweeping [dua warga yang] dicurigai sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB selanjutnya dilakukan interogasi terhadap dua orang tersebut di Koramil Sugapa Kodim Paniai," kata Dodik saat menyampaikan konferensi pers di Gedung Puspom AD, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (23/12).
Interogasi tak berjalan mulus. Anggota TNI tersebut melakukan penyiksaan terhadap keduanya hingga salah satu di antaranya tewas di tempat, yakni Apinus. Satu lainnya, Luther, kritis.
Para anggota TNI ini kemudian membawa keduanya ke Kotis Yonif PR 433 JS Kostrad.
"Keduanya dibawa dengan menggunakan truk umum warna kuning nomor polisi B 9745 PGD. Nah, di tengah perjalanan inilah Luther Zanambani juga meninggal dunia," tutur Dodik.
Tak ingin dipersalahkan atas meninggalnya dua warga sipil ini, anggota TNI yang terlibat dalam penyiksaan itu kemudian berinisiatif membakar kedua jenazah itu demi menghilangkan jejak.
Tak hanya menyiksa dan membakar, abu kedua jenazah ini pun dibuang ke sungai agar tak ada bukti apapun yang bisa memberatkan tuduhan terhadap para anggota TNI yang terlibat ini.
"Abu mayat keduanya dibuang ke sungai Julai di Distrik Sugapa," kata dia.
Meski begitu, anggota TNI yang terlibat dalam peristiwa ini telah diketahui. Total ada sembilan orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus itu.
Setelah ditelusuri, Luther Zanambani dan Apinus Zanambani diketahui merupakan kerabat dekat Pendeta Yeremia Zanambani yang juga tewas diduga karena kekerasan aparat.
Di tengah investigasi pembunuhan Pendeta Yeremia, Komnas HAM sempat mengungkapkan pemicu kekerasan yang menimpa tokoh agama itu salah satunya adalah pertanyaan ke aparat tentang anggota keluarga Yeremia yang hilang.
(tst/arh)