Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan puing logam yang ditemukan di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah bukan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 yang kecelakaan di Selat Karimata pada 2014 lalu.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan analisis awal pihaknya menyimpulkan puing itu merupakan bagian dari roket luar angkasa.
"Bukan, bukan pesawat. Kalau itu sudah pasti, bukan pesawat. Lebih kepada bagian dari roket," kata Soerjanto saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soerjanto mengatakan kemungkinan puing itu adalah serpihan roket China yang diluncurkan November 2020. Hal itu diketahui dari tulisan yang tertera di bagian puing.
KNKT menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk menginvestigasi lebih lanjut puing-puing itu.
"Hari ini tim Lapan akan memeriksa ada tidak radiasi di logam itu dan memastikan itu benar bagian dari roket," tuturnya.
Soerjanto belum bisa memastikan kapan investigasi tersebut selesai. Namun, ia mengatakan jika benar puing itu berasal dari roket China, pihaknya akan menyerahkan ke pemerintah.
"Biasanya Lapan akan koordinasi dengan Kemlu, TNI, terus mereka lah yang akan melanjutkan diplomasinya ke pemilik barang itu siapa dan siapa yang harus tanggung jawab," ujarnya.
Sebelumnya, warga menemukan puing logam di sekitar perairan Kotawaringin Barat. Aparat gabungan menarik benda itu dari perairan menggunakan tongkang.
Informasi yang beredar di media sosial menyebut bongkahan itu bagian dari pesawat AirAsia QZ8501. Seperti diketahui, pesawat itu mengalami kecelakaan di Selat Karimata pada 2014 lalu.
(dhf/wis)