Dukungan juga datang dari kelompok ormas agama. Dua ormas Islam di Indonesia, yakni Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta organisasi sayapnya pun tak mempersoalkan pilihan Jokowi. Sekalipun diketahui bahwa Listyo bukan seorang muslim.
Dalam beberapa momen, perbedaan agama kerap menuai sorotan publik.
Tapi Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud memastikan organisasinya menghormati hak prerogatif Jokowi sebagai presiden. Mereka pun tak mempermasalahkan keyakinan Listyo.
Yang penting menurut dia, adalah soal kompetensi dan tanggung jawab terkait profesinya.
"Kalau kita lihat negara Islam mana pun, Islam pun banyak yang mengangkat pembantu-pembantunya dari nonmuslim. Itu saja. Cukup secara pengalaman, kafaah itu cakap. Cakap itu mempunyai segalanya, kepandaian, ilmunya, integritasnya," kata Marsudi lewat sambungan telepon kepada CNNIndonesia.com, Rabu.
Sementara Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyatakan bahwa pilihan itu merupakan wewenang presiden. Adapun Organisasi sayap Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah masih menantikan proses uji kepatutan dan kelayakan atas Listyo oleh Komisi III DPR RI.
"Proses uji kelayakan itu juga sebagai instrumen para wakil rakyat menyalurkan berbagai aspirasi masyarakat terhadap Polri," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto dalam keterangannya yang diterima, Rabu.
"Komjen Sigit harus mampu menjawab berbagai tantangan dan tren kejahatan yang saat ini bermetarfosa dalam berbagai bentuk. Baik cara, teknologi dan pola kejahatan yang mengalami perubahan cepat," sambungnya.
Pilihan Jokowi menunjuk Listyo bisa diartikan menepikan empat nama calon lain yang diusulkan Kompolnas. Mereka antara lain Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, Kabaharkam Komjen Agus Andrianto, serta Kalemdikpol Komjen Arief Sulistyanto.
Adapun karir Listyo Sigit Prabowo mentereng usai berhasil membongkar banyak kasus besar di Indonesia. Teranyar, dia bersama anak buahnya menangkap buron terpidana kasus hak tagih (Cessie) Bank Bali, Djoko Tjandra pada 30 Juli 2020 lalu.
Kini, Listyo selangkah lagi untuk menduduki pucuk pimpinan Korps Bhayangkara. Dia bakal melalui uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) pada Senin (18/1) mendatang.
Listyo pun meminta dukungan dan doa dari sejumlah pihak yang selama ini telah membantunya.
"Mohon doanya agar bisa melaksanakan rangkaian fit and proper test dengan baik," kata Sigit kepada wartawan saat dihubungi, Rabu (13/1).
(mjo/nma)