Hingga Kamis (14/1) petang tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Polri mengaku masih menunggu tiga keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182 untuk menyerahkan sampel DNA.
Saat ini, polisi baru menerima sampel DNA dari 59 keluarga korban Sriwijaya Air. Diketahui pesawat rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pada Sabtu (9/1) sore mengangkut 62 orang termasuk awak penerbangan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, saat ini pihaknya sudah menerima 134 sampel DNA untuk 59 korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang tim masih menunggu ada tiga korban lagi yang diperlukan sampel DNA dari keluarganya," kata Rusdi saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (14/1).
Per Kamis petang, Tim DVI Polri kembali mengidentifikasi korban. Enam korban yang teridentifikasi itu adalah Ricko, Ihsan Adhlan, dan Supianto, Pipit Piyono, Mia Tresetyani, dan Yohanes Suherdi.
Dengan tambahan enam korban yang teridentifikasi tersebut, total sudah 12 korban jatuhnya Sriwijaya Air yang berhasil dikenali identitasnya.
Tim RS Polri juga sudah menyerahkan dua jenazah korban Sriwijaya Air ke pihak keluarga pada Kamis (14/1). Dua jenazah itu yakni Okky Bisma dan Asy Habul Yamin.
Sementara itu di Posko Dermaga JICT 2, Jakarta Utara, Kepala Bagian Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman mengatakan pencarian serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 akan ikut melibatkan warga pesisir Kepulauan Seribu.
Pasalnya, pada pencarian Basarnas yang dilakukan Rabu (13/1), ditemukan pecahan pesawat yang tersangkut di jaring nelayan. Objek pencarian tersebut telah diberikan nelayan ke pihak Basarnas.
"Kemarin hari kelima, ada penyerahan objek pencairan yang ditemukan karena tersangkut di jaring nelayan. artinya, bagian-bagian itu juga melayang di air, jadi tidak tertanam di dasar laut, kita ajak [warga] sekitar situ kita maksimalkan," kata Rasman, di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (13/1).
Rasman menuturkan nelayan tersebut menemukan serpihan pesawat itu ikut terjaring saat sedang mencari ikan.
"Dia [nelayan] menjaring ikan tapi yang dapatnya serpihan pesawat. banyak benda-benda mengambang. bisa juga di dasar laut ditarik jaring ketemu," singkat Rasman.
Sementara pencarian di dalam air, Basarnas telah menurunkan sebanyak 268 orang penyelam di 6 sektor pencarian. Pada pencarian hari ke enam ini, Basarnas membagi tim untuk mencari pecahan pesawat, bagian tubuh korban, dan black box yang merekam suara di kokpit saat penerbangan (Cockpit Voice Recorder/VCR).
Selain pencarian di dalam air, pencarian di atas permukaan laut juga akan dioptimalkan. Total 13 alat udara yang dikerahkan untuk pencarian dari udara.
Sementara untuk pencarian di laut sebanyak 54 kapal dari satuan TNI/Polri, alat udara sebanyak 13, kemudian sea rider, rib, jetski, perahu karet total sekitar 18.
"Saya pikir jumlah ini cukup, kemudian kita juga masih punya alut laut yang mempunyai kemampuan sonar deteksi bawah air yang kita akan maksimalkan untuk pencarian bagian kotak hitam CVR," ujar Rasman.
Hingga Kamis pagi, Basarnas telah menemukan sebanyak 141 kantong jenazah berisi potongan tubuh, 31 kantong berisi serpihan kecil pesawat, dan 28 potongan besar pesawat.
(dmi, mln/kid)