Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VI Makassar akan mengirimkan Rumah Sakit Terapung untuk mengobati korban gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang berdampak pada dua daerah di Provinsi Sulawesi Barat.
"Besok dikirim Rumah Sakit Terapung bersama tim medis yang memiliki beragam keahlian kesehatan," ujar Komandan Lantamal VI, Laksanama Pertama TNI, Benny Sukardi di Makassar, Sulawesi Selatan, dikutip Antara, Jumat (15/1).
Rumah Sakit Terapung yang akan dikirimkan ke lokasi bencana itu adalah KRI Soeharso. Kapal ini dilengkapi peralatan medis yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapal ini memang dirancang untuk menangani kondisi kedaruratan bencana alam serta membantu penyelamatan korban satunya gempa bumi," katanya.
Pengiriman bantuan kapal rumah sakit TNI itu untuk membantu penanganan medis bagi korban luka-luka, mengingat kondisi Rumah Sakit Mitra Manakarra saat gempa mengalami kerusakan parah.
Selain itu, dampak gempa juga merusak jalur darat sehingga akses jalan menuju Kota Mamuju mengalami kerusakan akibat tertutup tanah longsor. Akibatnya, akses ke lokasi gempa tidak bisa ditembus kendaraan.
Data sementara dihimpun Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 15 Januari 2021, korban meninggal dunia akibat gempa pada Jumat dini hari pukul 02.28 WITA di Provinsi Sulbar, sebanyak 34 orang.
Rinciannya 26 orang meninggal di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene. Lokasi pengungsian terdapat di 10 titik pada Kabupaten Majene, masing-masing di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata.
Selanjutnya, di Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua, Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju tercatat lima titik pengungsian berada di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro. Jaringan listrik masih padam dan komunikasi selular belum sepenuhnya stabil di dua kabupaten tersebut.
(antara/pmg)