Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung Merapi memuntahkan 22 kali awan panas saat erupsi, Rabu (27/1).
"Awan panas 22 kali, amplitudo maksimal 60 mm, durasi 197 detik," kata petugas pengamat Gunung Merapi BPPTKG Heru Suparwaka, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/1).
Luncuran awan panas ini mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong dengan estimasi jarak maksimum 1.600 meter atau 1,6 Km. Guguran teramati 4 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru menyebut Gunung Merapi masih "Level III (Siaga)". Meskipun, kata dia, status itu bisa ditinjau kembali jika ada peningkatan aktivitas yang signifikan.
Ia pun merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten untuk melakukan upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Merapi.
Heru juga meminta penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
"Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh lima kilometer dari puncak G Merapi," ujarnya.
Sementara itu, akun Twitter BPPTKG melaporkan 14 kali awan panas guguran pada periode pukul 06.00 hingga 12.00 WIB.
"Akibat awan panas ini, dilaporkan terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali dan Boyolali kota," kicau akun BPPTKG, Rabu (27/1).
Gunung Merapi terakhir erupsi besar pada Oktober 2010 lalu. Saat itu tercatat 353 orang tewas termasuk juru kunci Mbah Maridjan.
(tim/fra)