Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan pemerintah lebih baik meningkatkan kapasitas testing Covid-19 hingga 300 ribu orang dibanding melakukan vaksinasi Covid-19 kepada 1 juta orang.
Dicky pun mendesak pemerintah melakukan testing Covid-19 kepada sedikitnya 300 ribu orang sehari, diikuti penelusuran kontak erat (tracing), dan isolasi.
"Saat ini sungguh lebih penting dan mendesak untuk melakukan tes setidaknya 300 ribu orang per hari yang diikuti tracing, isolasi karantina efektif, dibanding vaksinasi 1 juta per hari," kata Dicky melalui akun twitternya @drdickybudiman dan sudah mendapatkan izin untuk dikutip, Kamis (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Dicky juga sempat ragu target vaksinasi kepada 1 juta orang dalam sehari dari Presiden Joko Widodo bakal tercapai.
Dicky menilai target tersebut sangat berat dilakukan di Indonesia. Menurutnya, keinginan Jokowi tersebut tidak realistis.
"Berat sekali, terlalu optimistis, dan tidak realistis, karena ada masalah-masalah yang harus dihadapi dalam vaksinasi Covid-19," ujarnya.
Masalah yang dimaksud Dicky, terkait pendataan penerima vaksin Covid-19 yang membutuhkan waktu. Kemudian masalah ketersediaan vaksin Covid-19 sendiri, ditambah dengan kendala pendistribusian ke daerah-daerah.
"Belum kalau kita bicara soal force majeure, ada bencana, ada banjir, itu juga kendala," tuturnya.
Jokowi sebelumnya meyakini vaksinasi Covid-19 bisa dilakukan kepada 1 juta orang dalam sehari. Menurutnya, Indonesia memiliki sekitar 30 ribu orang vaksinator, sehingga satu vaksinator bisa melayani vaksinasi Covid-19 kepada 30 orang dalam sehari.
Kasus positif Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.024.298 orang per kemarin, Rabu (27/1). Dari jumlah tersebut, sebanyak 831.330 telah dinyatakan sembuh dan 28.855 orang lainnya meninggal dunia. Sementera kasus kasus aktif atau orang yang masih dirawat dan isolasi mandiri sebanyak 164.113 orang.
(mln/fra)