Ruhut PDIP Ingatkan Demokrat Bisa Ditinggalkan Pemilih

CNN Indonesia
Selasa, 02 Feb 2021 18:51 WIB
Ruhut berpendapat Demokrat perlu berkaca dengan pengalaman pemilu 2019 yang menunjukkan popularitas yang kian tergerus.
Ruhut Sitompul. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus PDIP yang juga mantan kader Partai Demokrat, Ruhut Sitompul menilai tak sepatutnya bekas partainya itu membuat heboh publik dengan tudingan isu kudeta.

"Karena harus diingat, nanti kan kita mau pemilu. Walaupun masih jauh. Tapi rakyat menilai semua partai politik ini. Kalau parpol ramai-ramai, nanti rakyat pasti nggak mau dukung, apalagi memilih," katanya ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/2).

"Rakyat pemilih pun nanti akan meninggalkan. Itu mesti hati-hati. Jadi tunjukkan lah solid," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ruhut berpendapat Demokrat perlu berkaca dengan pengalaman pemilu 2019 yang menunjukkan popularitas yang kian tergerus. Pada pemilu lalu, Demokrat hanya mendapat 7,77 persen suara di parlemen. Ini merosot dari 2014 dengan 10,9 persen dan 2009 dengan 20,85 persen.

Ruhut menilai langkah yang dilakukan Demokrat justru menunjukkan partai tersebut tidak solid. Menurutnya, perkara isu kudeta bisa diselesaikan secara internal tanpa membuat heboh publik dan menyeret unsur pemerintah.

"Saya kaget, saya anggap partai yang saya pernah di situ ikut membesarkan, kita sangat solid, Sekarang kok jadi begini. Saya juga kaget. Saya nggak mengira itu terjadi," tuturnya.

"Ada beberapa partai yang kita tahu, PDIP Bu Megawati sangat kuat, Nasdem Pak Surya Paloh, Gerindra Pak Prabowo, begitu juga maunya Demokrat," lanjut dia.

Alih-alih menjadikan eks kader dan politis senior di lingkungan partai itu musuh, sambung Ruhut, seharusnya Demokrat mengumpulkan para tokoh pendiri partai untuk membahas strategi mendongkrak kembali popularitas di pemilu 2024.

Sebelumnya, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengakui sempat menerima sejumlah kader Demokrat di kediamannya. Namun dia menampik dituding ingin mengambil kekuasaan partai itu untuk kepentingan pemilu 2024.

Tudingan tersebut datang dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Putra SBY itu menduga ada gerakan politik yang dilakukan pejabat di jajaran pemerintahan Jokowi untuk mengkudeta dirinya.

(fey/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER