RK soal Data Covid Beda dengan Pusat: Yang Betul Kami

CNN Indonesia
Kamis, 04 Feb 2021 16:45 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut data harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi di Jabar.
Gubernur provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku data sebaran kasus virus corona (covid-19) di Jawa Barat yang paling akurat adalah data yang diumumkan melalui situs pusat informasi dan koordinasi covid-19 Jawa Barat (Pikobar).

Sementara menurutnya, data harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 tidak sesuai. Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan beberapa data pemerintah pusat masih menghitung sebagai kasus positif, padahal beberapa di antaranya sudah berubah menjadi kasus sembuh.

"Logikanya kalau kasusnya melompat tinggi maka pasti Rumah Sakit (RS) teriak karena keterisian pasien meningkat. Ternyata hari ini tidak nyambung, diumumkan pemerintah pusat kasus itu naik pesat, tapi keterisan RS malah turun, berarti data yang betul adalah data di kami," kata Emil dalam diskusi daring yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Lawan Covid 19 ID, Kamis (4/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emil menjelaskan bahwa kondisi keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di RS Jawa Barat masih berada di angka 69,10 per (1/2) lalu. meski begitu rata-rata kapasitas keterpakaian tempat tidur RS Jawa Barat itu telah melebihi anjuran keterisian tempat tidur yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebesar 60 persen.

Adapun bila merujuk sebaran tiap daerah seperti dalam jangkauan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek). CNNIndonesia.com mencatat per (1/2) keterisian RS untuk rawat inap covid-19 di Kabupaten Bogor mencapai 71,78 persen, sedangkan untuk kapasitas tempat tidur di ruang ICU tercatat telah terisi 88,37 persen.

Kemudian Kota Bogor telah terisi sebanyak 66,7 persen isolasi rawat inap, sementara ICU 87,5 persen. Selanjutnya keterisian rawat inap isolasi di RS rujukan Covid-19 di Kota Depok mencapai 71,43 persen dan ICU 76,r persen. Dan Kota Bekasi yang mencatat 83 persen keterisian isolasi rawat inap, sedangkan untuk keterisian tempat tidur ruang ICU mencapai 87,5 persen.

"September-Desember, kasus kami tinggi tapi yang diumumkan pemerintah pusat sesuai kewenangannya itu rendah. Tapi di Januari justru di saat kasus harian kami stabil dan rendah tiba-tiba diumumkannya tinggi. Saya juga langsung cek keterisian RS saat itu," jelasnya.

Melihat kondisi perkembangan sebaran covid-19 di Jawa Barat, Emil pun mengaku bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) cukup efektif diterapkan di Jawa Barat.

Sebab sepanjang amsa PPKM 11-25 Januari kemudian dilanjutkan dengan PPKM Jilid II 26 Januari-8 Februari mendatang, Emil menilai terdapat tren penurunan keterisian RS dan juga menurutnya terjadi peningkatan perubahan perilaku masyarakat Jawa Barat yang lebih baik.

"Jadi saya simpulkan PPKM justru efektif, dan kami sepakat dengan Presiden soal kemudian apakah akan dilanjutkan," pungkas Emil.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER