Sebanyak 243 keluarga korban banjir di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, harus mengungsi, Senin (8/2).
Beberapa wilayah di Pejaten Timur sejak Minggu (7/2) direndam banjir. Ada 7 RW yang terdampak yaitu RW 03, RW RW 05, RW 06, RW 07, RW 08, RW 09, dan RW 10.
Warga terdampak di RW 03 yang telah mengungsi sebanyak 10 keluarga. Sedangkan warga RT 05 ada 70 keluarga yang mengungsi. Kemudian, 20 warga RT 06 juga ikut mengungsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, warga terdampak di RW 07 tercatat 60 keluarga yang diungsikan. Warga RW 08 ada 70 warga yang mengungsi. Lalu di RW 08 tercatat 3 keluarga dan RW 10 tercatat 10 keluarga diungsikan.
Dikutip dari Antara, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Selatan mendirikan dapur umum untuk menyuplai makanan siap saji bagi warga terdampak banjir di wilayah tersebut.
"Dapur umum didirikan di markas PMI, nanti makanan yang diproduksi tinggal kita distribusikan ke warga terdampak banjir," kata Humas PMI Jakarta Selatan, Dedet Heryadi, Senin.
Ia menerangkan sejumlah relawan dikerahkan untuk memasak menyediakan makan siap saji bagi warga terdampak. Dapur umum sengaja didirikan di Markas PMI untuk menghindari warga berkerumun saat pandemi terjadi.
Berdasarkan catatan PMI Jakarta Selatan banjir terjadi di Kelurahan Pejaten Timur, Kelurahan Rawajati, Kelurahan Pengadegan, Kelurahan Bangka, Kelurahan Kebon Baru, dan Kelurahan Seskoal, dengan ketinggian bervariasi mulai 20 cm hingga mencapai satu meter.
Dedet menyebutkan, dapur umum PMI mendistribusikam 500 kotak nasi bungkus untuk makan siang bagi warga terdampak banjir dengan rincian 200 kotak di Kelurahan Pejaten Timur, 100 kotak di Kelurahan Pengadegan, 100 kotak di Kelurahan Kebon Baru dan 100 kotak di Kelurahan Rawajati.
Terkait kondisi cuaca ekstrem sejak akhir pekan lalu, sebanyak 13 pintu air berstatus Siaga III setelah hujan mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Senin dini hari.