Kemenkes Siapkan Pusat Isolasi Mandiri Saat Kasus Covid Naik
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal membuat isolasi mandiri terpusat mengantisipasi potensi kenaikan kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah lonjakan pasien di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit.
"Untuk yang gejala ringan ataupun OTG itu kan tidak perlu perawatan, tapi isolasi mandiri. Jika memang rumah tidak memungkinkan, maka akan dilakukan isolasi mandiri terpusat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/2).
Nadia mengatakan selama ini pemerintah sudah menyiapkan beberapa titik isolasi mandiri terpusat yang berada di hotel, gedung pusat pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat), dan berbagai tempat seperti asrama haji.
Selain itu, pihaknya juga memberikan keleluasaan warga untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing, dengan syarat harus tetap melapor kepada petugas di pelayanan fasilitas kesehatan terdekat.
Nadia mengatakan pihaknya juga tengah menyiapkan tambahan 80 ribu relawan untuk melakukan penelusuran kontak erat. Ia berharap target tes dan telusur dengan rasio perbandingan 1:30 sesuai ambang batas yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) bisa terpenuhi.
"Kami akan menambah jumlah tracer dengan merekrut orang-orang dari relawan yang ada, dan bekerja sama dengan kader kesehatan, Babinsa dan Babinkamtibmas. Jadi mereka yang akan melakuan pemantauan isolasi mandiri, kalau pengambilan spesimen ya harus tenaga kesehatan," ujarnya.
Di sisi lain, Nadia mengaku pihaknya juga tetap meningkatkan kapasitas tempat tidur rawat inap dan Intensive Care Unit (ICU) di sejumlah rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif Covid-19 dengan gejala berat.
"Kalau BOR sudah tinggi mau tidak mau daerah itu harus meningkatkan kapasitas untuk tempat tidurnya," katanya.
Merespons potensi kenaikan kasus Covid-19, Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman mewanti-wanti pemerintah agar tak kecolongan lagi dalam mengantisipasi lonjakan pasien. Ia tak ingin upaya peningkatan tes, telusur, dan tindak lanjut (3T) itu menjadi sia-sia.
Kebijakan antisipatif itu salah satunya dengan membangun sebuah fasilitas isolasi mandiri terpusat. Dengan upaya ini, maka pasien Covid-19 dapat ditangani tanpa perlu merujuk ke rumah sakit.
Sistem ini juga diharapkan mampu menekan beban fasilitas pelayanan kesehatan sehingga tidak lagi terancam kolaps. Selain itu, kata Dicky, pemerintah juga harus mengaktifkan klinik demam yang beroperasi selama 24 jam.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan terjadi lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu ke depan. Menurutnya, kenaikan kasus Covid-19 akan terjadi karena pihaknya akan menggenjot pelaksanaan 3T dalam skala regional maupun nasional seperti yang dilakukan oleh India.
(khr/fra)