Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung masih menelusuri penyebab suara gemuruh yang diduga berasal dari langit Kota Bandung dalam beberapa hari terakhir.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu, menyebut pihaknya tidak menemukan aktivitas gempa bumi di sekitar Kota Bandung, Lembang dan sekitarnya.
Ia mengaku telah menelusuri muasal suara gemuruh dengan peralatan berupa lightning detector, kemagnetan, hingga pemantau cuaca dan jaringan seismograph.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan monitoring alat-alat tersebut, kami dapat laporkan sebagai berikut. Pertama, jaringan Seismograph BMKG Bandung dari pukul 10.00-12.00 WIB tidak merekam adanya aktivitas gempa bumi di sekitar Kota Bandung, Lembang dan sekitarnya," tutur Teguh dalam keterangan tertulis, Kamis (11/2).
Adapun suara gemuruh dilaporkan terjadi sekitar pukul 11.12 WIB, tepatnya di sekitar Jalan Setiabudi dan Jalan Cemara, Sukajadi. Suara tersebut juga terdengar kembali pada pukul 11.44 WIB.
Beberapa warga Kota Bandung mengaku mendengar suara gemuruh tersebut. Salah seorang warga, Audy Erlanda (36), merekam suasana gemuruh pada Kamis (11/2) pagi tadi.
Suara gemuruh yang sama diakui sejumlah warga ibu kota provinsi Jawa Barat itu terdengar pula sejak dua hari terakhir.
Selain pemantauan via seismograf, Teguh menyebut alat lightning detector BMKG Bandung dari pukul 10.00-12.00 WIB tidak mencatat aktivitas petir di sekitar Jalan Cemara hingga radius 20-50 Kilometer.
Teguh pun mengungkapkan cuaca saat warga mendengar suara tersebut juga cukup cerah. Sementara, data kemagnetan menunjukkan tidak ada anomali atau gangguan pada atmosfer.
"Konfirmasi dari LAPAN Bandung, belum ditemukan atau belum teridentifikasi adanya benda luar angkasa di sekitar lokasi kejadian," imbuh Teguh.
Karena itu penyebab kemunculan suara gemuruh yang diduga dari langit Bandung itu masih belum dapat dipastikan. Tapi menurut Teguh, kemungkinan suara disebabkan aktivitas manusia.