Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo memprediksi terjadi lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Imlek.
Windhu mengatakan, arus mobilitas orang yang tidak dibatasi mengakibatkan kemungkinan penularan semakin tinggi. Ditambah jumlah testing yang turun sehingga penularan terus dibiarkan di masyarakat.
"Kita enggak pernah belajar dari pengalaman liburan sebelumnya, jelas ini [libur Imlek] akan ada lonjakan kasus, karena testing kecil, dan tidak ada pembatasan mobilitas orang," kata Windhu saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (16/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Windhu, rendahnya pemeriksaan di masa liburan Imlek akan berpengaruh pada lonjakan kasus ketika testing meningkat. Namun liburan Imlek tak bisa dijadikan alasan testing turun.
"Kita harus selalu mendeteksi kasus sehingga bisa mengisolasi sebanyak mungkin orang untuk memutus rantai penularan. Makin hancur testingnya berarti kita membiarkan virus ini merajalela dan menulari orang banyak," jelasnya.
Dalam sepekan terakhir, terhitung 8-14 Februari ini, hanya ada 230.540 orang yang dites Covid-19.
Angka tersebut bahkan tak mencapai standar pemeriksaan minimal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Data terakhir, Senin (15/2) hanya sebanyak 19.626 pemeriksaan.
Sementara WHO menganjurkan testing mingguan 1/1000 penduduk. Jika disesuaikan populasi Indonesia 267 juta jiwa, maka diperlukan pemeriksaan PCR Covid-19 minimal kepada 267 ribu orang per minggu. Artinya, dalam sehari testing dilakukan pada sedikitnya 38 ribu orang.
Windhu juga menyinggung kesiapan pemerintah untuk meningkatkan angka testing usai libur Imlek. Pasalnya, hanya dengan meningkatkan angka testing maka lonjakan kasus dapat terlihat.
"Ke depan kalau testingnya meningkat, pasti kasusnya melonjak, ini tinggal pemerintah mau memperbanyak testing enggak, bisa jadi enggak mau biar enggak ada lonjakan," tutur Windhu.
Data Satgas Covid-19 pada Senin (15/2) menunjukkan akumulasi kasus positif sebanyak 1.223.930 kasus, dari angka itu 1.032.065 sembuh, dan 33.367 kasus meninggal dunia.
(mln/psp)