Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengakui ada risiko tertular Virus Corona meski sudah menjalani satu atau dua kali penyuntikan vaksin Covid-19.
Hal itu dikatakan merespons laporan temuan tenaga kesehatan (nakes) dan beberapa tokoh masyarakat yang terpapar hingga meninggal akibat terinfeksi virus corona (Covid-19) meski sempat menerima suntikan vaksin.
"Kalau kita melihat beberapa kasus nakes yang mendapat vaksinasi dosis pertama kemudian terinfeksi bahkan sampai dengan wafat. Ini sebagian besar terinfeksi pada rentang waktu sebelum penerimaan vaksinasi," kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Senin (22/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari itu, Nadia juga mengakui tetap ada risiko terpapar Virus Corona meski sudah menjalani dua kali penyuntikan Covid-19. Bedanya, gejala yang didapat tidaklah parah.
"Kita perlu pahami meskipun kita sudah divaksinasi Covid kita masih memiliki risiko untuk terpapar dan tertular virus Covid-19," akunya.
"Namun diharapkan dengan kita mendapat vaksinasi maka tubuh kita lebih kuat terhadap paparan virus Covid, sehingga penyakit bisa dapat kita hindari dan kalaupun kita harus sakit, sakitnya ini adalah bukan sakit dengan gejala berat ataupun yang parah," urai dia.
Nadia pun meminta kepatuhan terhadap protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak harus selalu diaplikasikan seluruh warga baik yang belum divaksinasi maupun yang telah menerima suntikan dosis vaksin pertama dan kedua.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung ini pun menegaskan bahwa vaksin virus corona asal perusahaan China Sinovac hampir tak mungkin membuat seseorang justru terinfeksi Covid-19. Alasannya, kata dia, Sinovac menggunakan metode inactivated virus atau virus yang dimatikan.
"Dia [vaksin] tidak akan menimbulkan penyakit. Tapi dia mampu merangsang, membuat stimulus tubuh kita untuk merespons antigen atau virus yang sudah dimatikan," pungkasnya.
Penjelasan Nadia itu sekaligus merespons temuan nakes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur Erny Kusuma Sukma Dewi meninggal dunia pada 14 Februari 2021. Erny meninggal akibat terinfeksi covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes swab.
Erny sebelumnya diketahui sempat menerima suntikan pertama dosis vaksin covid-19 Sinovac pada 28 Januari. Di kasus lain, dua pimpinan daerah yakni Bupati Sleman, Sri Purnomo dan Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna sempat terpapar Covid-19 usai menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac pada Kamis (14/1).
Catatan Redaksi: Terdapat perubahan judul artikel pada Senin (22/2) pukul 19.00 WIB, dari yang sebelumnya berjudul: "Kemenkes Akui Ada Risiko Positif Corona usai Dua Dosis Vaksin".
(khr/ain)