Polri Sebut Gerak Kelompok Ali Kalora Kian Terjepit

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mar 2021 07:59 WIB
Usai baku tembak dengan Satgas Madago Raya, polisi memprediksi gerak kelompok teroris MIT semakin terpojok. Tim pun melanjutkan penyusuran ke sekitar kawasan.
Ilustrasi. Sejumlah prajurit TNI AD melakukan penyisiran untuk memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Desa Lembangtongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Selassa (1/12/2020). (Foto: ANTARAFOTO/BASRI MARZUKI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mabes Polri menilai saat ini aktivitas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MITPoso pimpinan Ali Kalora semakin terjepit pasca baku tembak dengan Satgas Madago Raya di pegunungan Andole, Poso, Pesisir Utara pada Senin (1/3) lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigadir Jenderal Rusdi Hartono mengatakan tim satgas tengah memburu Ali Kalora cs ke wilayah-wilayah sekitar baku tembak. Pasalnya, Ali Kalora sendiri diduga telah terkena luka tembak.

"Setelah TNI dan Polri banyak di sana, aktivitas mereka semakin terjepit mudah-mudahan bisa segera diselesaikan kelompok Ali Kalora ini," kata Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, menurut Rusdi, tim Satgas tengah mendalami pihak-pihak yang diduga membantu pengiriman persediaan logistik ke kelompok teroris itu.

Diketahui, baku tembak pada Senin lalu terjadi lantaran polisi mendapat informasi mengenai pengiriman bahan makanan dari seorang kurir kepada Ali Kalora cs. Walhasil, Satgas Madago Raya menyergap kelompok teroris tersebut.

"Yang jelas kalau keberadaan mereka di hutan kan perlu makanan juga. Kita mendalami pihak-pihak yang memberi logistik pada kelompok ini," tambah Rusdi lagi.

Dalam baku tembak itu, dua teroris atas nama Alfin dan Khairul yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dinyatakan tewas. Selain itu, seorang prajurit TNI, Praka Dedy Irawan pun meninggal dalam tugas.

Sejumlah pengendara mobil melintas di depan baliho yang menampilkan Daftar Pencarian orang (DPO) anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/12/2020). Polri dan TNI melanjutkan operasi keamanan bersandi Tinombala untuk memburu Daftar Pencarian Orang (DPO) anggota Mujaihidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Kabupaten Poso. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.Sejumlah pengendara mobil melintas di depan baliho yang menampilkan Daftar Pencarian orang (DPO) anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (23/12/2020). (ANTARAFOTO/BASRI MARZUKI)

Berdasarkan pendataan kepolisian, para teroris ini memiliki persediaan senjata api laras panjang dan pendek. Hanya saja, jumlahnya tak signifikan, yakni 1 laras panjang, dan dua laras pendek.

Selain itu, menurut Rusdi, MIT Poso juga menyiapkan bahan peledak yang digunakan untuk melawan petugas apabila terjadi kontak tembak.

Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora membunuh empat warga dan membakar tujuh rumah di Dusun Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada tahun lalu.

Desakan agar TNI/Polri menangkap para teroris saat itu pun menguat. Kepolisian lantas mengevaluasi kinerja Satgas Tinombala yang kini berubah menjadi Satgas Madago Raya selama di Poso.

Idham Azis yang saat itu menjabat Kapolri memerintahkan anggotanya untuk menembak mati kelompok MIT pimpinan Ali Kalora jika melawan saat ditangkap. Kala itu, Idham menyatakan negara tidak boleh kalah dengan kelompok teror yang melakukan aksi pembunuhan apapun dalihnya.

(mjo/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER