Sistem Pendataan Vaksinasi Macet, Ribuan Data Ganda Ditemukan
Sistem pemutakhiran data penerima vaksinasi Covid-19 kategori lanjut usia (lansia) di Kota Yogyakarta pada portal pendaftaran milik Kementerian Kesehatan, macet sejak 3 Maret 2021.
Permasalahan tersebut berujung pada ketidakmampuan dinas setempat memperbarui data penerima vaksin kategori lansia.
"Setelah tanggal 3 Maret, kami belum mendapat rekap [data penerima] lagi," papar Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Lana Unwanah di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (9/2).
Pasalnya pemutakhiran hanya bisa dilakukan melalui Kementerian Kesehatan, lantaran data ikut diserahkan ke Pusat Data Informasi (Pusdatin), Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) dan, Primary Care (P-Care) BPJS.
"Jadi, big data untuk Satu Data," terang Lana.
Padahal, pembaruan data terus berjalan lantaran sesi pendaftaran vaksinasi khusus lansia masih dibuka. Sementara, hingga 3 Maret 2021 lalu tertampung jumlah penerima vaksin sebanyak 12.202 jiwa. Dan hingga detik ini angka tersebut belum berubah.
Itu pun 2.600 penerima di antaranya tergolong data ganda. Ini artinya, hanya terdapat sekitar 9.400 pendaftar vaksinasi lansia.
"Setelah dicek tim data masih banyak yang dobel. Banyak yang mendaftar lebih dari satu kali itu," ujar Lana.
Menurut Lana, persoalan ini diduga akibat portal pendaftaran milik Kemenkes yang tidak bisa memilah Nomor Induk Kependudukan (NIK) pendaftar. Sehingga, terjadi penumpukan data.
Di satu sisi, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta memerlukan data penerima vaksin tersebut terbarukan secara real time agar bisa segera memetakan lokasi vaksinasi.
Pasalnya, masih banyak lansia yang memilih Puskesmas sebagai lokasi vaksinasi. Sedangkan sesuai anjuran Kemenkes, lansia diimbau menerima suntik vaksin di rumah sakit.
"Mempertimbangkan lansia dan sebagainya kemudian ada IGD, dokter spesialis untuk keamanan," lanjut Lana.
Itu sebab pihak Dinkes Kota Yogyakarta berharap data dari Kemenkes bisa diperbarui paling tidak dua hari sekali. Dengan demikian, petugas daerah mampu memetakan vaksinasi bagi lansia.
Lebih jauh, Dinkes Kota Yogyakarta meminta partisipasi aktif masyarakat untuk saling membantu apabila ada lansia yang kesulitan mendaftar program vaksinasi ini. Terlebih, bagi mereka yang gagap teknologi.
Petugas kelurahan pun diminta responsif mendata lansia penerima vaksinasi. "Secara pro aktif mengumpulkan data dengan NIK dan daftar satu persatu. Semoga bisa ditiru wilayah yang lain," imbuh dia.
Pendaftaran sendiri dapat dilakukan melalui tautan yogyakarta.kemkes.go.id. Para penerima vaksin yang terdaftar bakal teregister di situs pedulilindungi.id. Setelahnya, jadwal vaksinasi akan diunggah di corona.jogjakota.go.id.
Vaksinasi tahapan kedua kategori penerima lansia di Kota Yogyakarta telah dimulai sejak Senin (8/3). Hari pertama kemarin, terdapat 617 jiwa penerima dosis pertama vaksin. Program vaksinasi lansia di Kota Gudeg bertempat di sepuluh rumah sakit. Targetnya, satu rumah sakit mampu menyalurkan vaksin kepada seratus orang.
Adapun dua Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) ditetapkan sebagai lokasi vaksinasi untuk lansia. Satu RSKIA, targetnya mampu memberikan vaksin ke 50 penerima manfaat dalam sehari.
"Sasaran kemarin 1.100 (penerima vaksin). Satu hari kemarin lansia divaksin 617, atau baru sekitar 60 persen," tandas Lana.