Darmizal soal Tangisan Sesal Dukung SBY: Itu Bukan Sandiwara

CNN Indonesia
Rabu, 10 Mar 2021 17:23 WIB
Darmizal mengaku menyesal telah mendukung SBY di Kongres Demokrat pada 2015. Darmizal menilai SBY tak membawa partai menjadi lebih baik.
Salah satu inisiator acara yang di klaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Darmizal. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat kubu Moeldoko, Darmizal mengaku tak bersandiwara ketika menangis saat menyesali perbuatannya mendukung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Demokrat di Kongres 2015.

Tangis Darmizal sempat pecah saat menggelar taklimat media untuk menjelaskan soal KLB Demokrat di Mal Bellagio, Kuningan Jakarta, Selasa (9/3).

"Aku bukan bersandiwara nangis itu, ini soal hati," kata Darmizal kepada CNNIndonesia.com, Rabu (10/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Darmizal lantas bercerita dirinya sangat menyesal telah mendukung SBY saat Kongres Demokrat 2015. Ia menjelaskan kala itu memiliki tugas untuk menggalang dukungan dari seluruh pengurus daerah Demokrat untuk memilih SBY sebagai ketua umum.

SBY, kata dia, justru banyak merugikan para kader dan pengurus daerah Partai Demokrat di seluruh Indonesia ketika sudah memimpin. Salah satunya dengan menerbitkan peraturan organisasi agar para pengurus dan kader menyetor uang tiap bulan ke pihak Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat.

"Bisa bayangkan gak, tiap anggota fraksi, DPRD wajib setor ke DPP? Ini mereka yang menyetor mereka bergelimang kesusahan mengelola kader. Yang dibiayai ya justru orang yang eksklusif. Orang yang hidupnya mewah," kata dia.

Darmizal mengatakan tak seharusnya DPP Partai Demokrat meminta setoran kepada kader-kader di daerah. Menurutnya, kebutuhan untuk menggerakkan sebuah organisasi harus dibantu dari pihak pengurus pusat.

"Aku minta ampun, minta maaf itu. Coba aku gak terlibat dalam pemenangan SBY 2015, aku gak akan merasa berdosa. Tapi aku jadi garda terdepan. Aku betul-betul menyesal," kata dia.

Sebelumnya, Darmizal sempat menangis karena merasa bersalah sudah menjadi tim sukses SBY di Kongres 2015. Atas tindakannya itu, ia mengaku sudah merugikan banyak kader dan pengurus-pengurus daerah Demokrat.

Darmizal menilai SBY tak membawa Demokrat ke arah yang lebih baik selama menjadi ketum. Bahkan, Ia menuding bahwa Demokrat di bawah SBY kerap membuat pelbagai aturan yang memberatkan pengurus daerah seperti kewajiban menyetor dana ke pengurus pusat.

Darmizal lantas meminta maaf kepada seluruh pengurus daerah atas tindakannya yang sempat mendukung SBY tersebut.

"Saya menyesal, saya nggak tahu kalau akan lahir rezim diktator ini. Sungguh saya nggak tahu akan ada PO [peraturan organisasi] yang memberatkan kalian menyetor setiap bulan. Malu saya, saya malu," kata Darmizal.

Partai Demokrat saat ini tengah mengalami dualisme kepengurusan. Di satu pihak, Moeldoko telah resmi dipilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang. KLB itu digelar sejumlah kader Demokrat yang tidak puas dengan kepemimpinan AHY.

Selain Moeldoko, Marzuki Alie turut ditetapkan sebagai ketua dewan pembina. Lalu, Jhoni Allen ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Demokrat. Kubu Moeldoko mengklaim sudah menyerahkan hasil KLB Deli Serdang ke Kemenkumham untuk mendapatkan legalitas.

(rzr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER