Jejak Aliran Hakekok Balatasutak di Pandeglang Banten

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mar 2021 16:05 WIB
Aliran Hakekok Balatasutak sudah ada sejak 2009 lalu. (CNNIndonesia/Yandhi Deslatama)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aliran Hakekok Balatasutak menggemparkan masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (11/3). Para anggota aliran Hakekok mandi bersama tanpa busana di sebuah rawa, Desa Karang bolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang.

Sebanyak 16 anggota aliran Hakekok itu kini sudah diamankan di Polres Pandeglang untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Aliran itu dipimpin oleh A (52), warga Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten. A dikenal warga sekitar sebagai sosok pendiam, kurang berosialisasi. Ia juga tak pernah mengikuti pengajian rutin di kampungnya.

A juga kerap melakukan ritual di dalam hutan yang tidak diketahui warga.

"Memang saya dengar kalau A ini sering melakukan ritual. Tapi enggak tahu ritual apa, cuma dia itu hampir setiap hari ke hutan," kata MS (45), salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Jumat (12/3).

Menurut penjelasan MS, ritual mandi bersama di sebuah rawa merupakan ritual kelompok Hakekok Balatasutak yang sudah dilakukan S. S merupakan orang tua A yang sudah meninggal dunia. S dikenal guru spiritual di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar).

"Kalau dulu S yang seperti itu (ritual), karena sudah meninggal dilanjutkanlah oleh A, memang sudah lama," ujarnya.

Ketua MUI Kabupaten Pandeglang, Hamdi Ma'ani mengatakan pihaknya sudah membina aliran Hakekok Balatasutak untuk kembali ke ajaran Islam. Ia memastikan ritual mandi bersama telanjang bulat anggota Hakekok Balatasutak tak dibenarkan dalam ajaran Islam.

"Semua memang sudah dibina, tapi muncul kembali kemarin di luar sepengetahuan. Adapun ritual seperti itu memang yang tidak dibenarkan dalam agama, harus dibina oleh kita," Hamdi, Jumat (12/3).

Pada 2009 lalu, aliran Hakekok Balatasutak juga membuat heboh masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten. Mereka memiliki padepokan di Desa Sekon, Kecamatan Cimanuk.

Padepokan tersebut sudah berdiri sekitar lima tahun. Santrinya rata-rata berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.

Kala itu, anggota aliran Hakekok kerap menggauli santrinya dengan janji akan diberikan ilmu kesaktian. Warga yang kesal lantas membakar padepokan Hakekok Balatasutak tersebut.

S yang masih menjadi pimpinan aliran tersebut kemudian dibawa ke Polres Pandeglang. Sang pimpinan kala itu mengklaim sedang melakukan kawin gaib, dan melaksanakan ibadah bareng bersama para santri wanitanya.

(ynd/fra)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK