RK Target Habiskan Sinovac Sebelum Kedaluwarsa 25 Maret 2021
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui ada vaksin Covid-19 buatan Sinovac di wilayahnya yang akan kedaluwarsa pada 25 Maret. Namun, kata dia, vaksin tersebut akan dihabiskan dalam vaksinasi pada 18 Maret.
Emil, sapaan akrabnya, menjelaskan informasi terkait kedaluwarsa itu merujuk pada vaksin pengadaan sesi awal. Menurutnya, vaksin tersebut akan dihabiskan pada vaksinasi di 18 Maret 2021.
"Jadi vaksin itu produksinya beda-beda tanggalnya. Nah, yang kemarin ramai di media itu di Jawa Barat yang tanggal 25 Maret kedaluwarsa, tanggal 18 itu sudah akan habis. Jadi jangan khawatir tidak ada di Jawa Barat memakai vaksin kedaluwarsa," kata Emil dalam jumpa pers di Mapolda Jabar, Senin (15/3).
"Karena di tanggal 18 yang kedaluwarsa pertama itu sudah selesai dan tidak akan pernah kita melanggar prosedur itu," lanjut dia.
Sebelumnya, PT Bio Farma (Persero) menyatakan ada perubahan masa kedaluwarsa vaksin corona Sinovac untuk pengadaan batch pertama, dari yang sebelumnya tercatat sampai 2023, dipercepat menjadi Maret 2021.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan informasi terkait vaksin kedaluwarsa itu merujuk pada vaksin CoronaVac pengadaan batch pertama sebanyak 1,2 juta dosis dan 1,8 juta dosis.
Menurut dia, saat ini vaksin tersebut telah habis digunakan kepada 1,45 juta tenaga kesehatan dan 50 ribu pemberi pelayanan publik.
"Saat ini, vaksin ini sudah habis kita gunakan," aku dia.
Terpisah, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Abednego Dani Nugroho, menuturkan pihaknya masih menyimpan sekitar 12 ribu dosis vaksin Sinovac yang akan kedaluwarsa pada Mei.
"Beberapa hari lalu kami terima surat dari Biofarma yang merevisi atau memperpendek masa kadaluarsa vaksin, cuma yang di Bantul itu kadaluwarsanya Bulan Mei," kata Dani saat dihubungi, Senin (15/3).
Alhasil, pihaknya bakal mengupayakan percepatan atau akselerasi vaksinasi dengan persediaan dosis yang bisa diberikan kepada 6 ribu orang ini.
"Jadi (dosis) kami habiskan di Maret dan April," lanjut Dani.
Vaksin yang tersisa ini, lanjut Dani, rencananya diprioritaskan untuk menyelesaikan penerimaan vaksinasi unsur organisasi perangkat daerah (OPD) beserta pamong desa.
Selain itu guru, khususnya pengajar di sekolah dasar (SD). Persoalannya, belum seluruh guru SD melakukan pendaftaran untuk vaksinasi.
Sejauh ini, jumlah penerima vaksin yang terdata untuk tahap percepatan ini ada 6.642 orang. Pelaksanaan vaksinasi rencananya dimulai pekan ini agar bisa selesai sebelum jatuh tempo kadaluwarsa.
"Yang ini (dosis tersisa) kita habiskan dulu, pokoknya dapat drop langsung habiskan. Nanti kalau dapat drop lagi pasti masa kadaluwarsa lebih panjang," imbuh Dani.
(hyg/kum/arh)