Jokowi di Hari Perawat: Mereka Tersenyum di Balik Masker

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mar 2021 19:36 WIB
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pesan secara khusus pada Hari Perawat Nasional yang diperingati, Rabu (17/3).
Presiden RI Joko WIdodo. (Dok. Biro Pers Setpres)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut para perawat tersenyum di balik masker kala menghadapi pandemi Covid-19. Hal itu ia sampaikan dalam memperingati Hari Perawat Nasional 2021.

Jokowi menyanjung peran perawat selama satu tahun pandemi berlangsung di Indonesia sejak ia mengumumkan pasien pertama pada 2 Maret lalu. Menurutnya, para perawat berada di garis terdepan menghadapi Covid-19.

"Mereka tersenyum di balik masker, berbicara lembut, dan tangguh mengemban amanah profesi," kata Jokowi lewat akun Twitter @jokowi, Rabu (17/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI itu mengapresiasi perjuangan para tenaga kesehatan. Ia menyebut perawat telah mengasuh dan melayani para pasien Covid-19 di berbagai pusat layanan kesehatan di Indonesia.

"Terima kasih para perawat Indonesia," tuturnya.

Selama satu tahun pandemi, perawat dan seluruh tenaga kesehatan Indonesia berada dalam posisi terancam. LaporCovid-19 mencatat ada 796 orang tenaga kesehatan yang telah meninggal dunia karena Covid-19 hingga 23 Februari 2021.

Dari jumlah itu, ada 264 orang yang berprofesi sebagai perawat. Perawat menempati urutan kedua terkait jumlah kematian. Di urutan pertama, ada dokter dengan catatan kematian akibat Covid-19 sebanyak 317 orang.

Selain ancaman kesehatan, nakes juga menghadapi pemotongan insentif. LaporCovid-19 mencatat 75 persen dari total 3.689 tenaga kesehatan tak mendapat insentif.

Padahal, Presiden Jokowi menjanjikan insentif kepada nakes yang terjun selama pandemi. Pemerintah menjanjikan insentif Rp15 juta untuk dokter spesialis, Rp10 juta untuk dokter umum, Rp7,5 juta untuk perawat, dan Rp5 juta untuk nakes lainnya per bulan.

Masalah pemotongan insentif nakes juga jadi sorotan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Komisi menerima aduan pemotongan insentif nakes 50-70 persen oleh manajemen rumah sakit.

Pada awal Februari lalu, Kementerian Kesehatan menyatakan tidak akan ada pemotongan insentif sebesar 50 persen bagi nakes pada 2021. Sekjen Kemenkes Oscar Primadi menyatakan para nakes memperoleh nominal insentif serupa seperti 2020. .

"Jadi sebenarnya kalau berbicara tidak semangat, saya rasa jangan khawatir teman-teman nakes. Tentunya pemerintah terus melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pembayaran ini, dan masih tentunya dialokasikan oleh Kemenkeu," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Kamis (4/2).

Oscar menyatakan pencairan insentif nakes tidak akan mengalami keterlambatan seperti beberapa bulan sebelumnya. Dia mengatakan Kemenkes memperbaiki sistem administrasi sehingga pencairan insentif lebih mudah dilakukan.

Sementara itu di beberapa daerah, keterlambatan pembayaran insentif nakes masih terjadi meskipun anggaran dari pusat sudah cair. Salah satunya terjadi di Medan, Sumatera Utara.

"Jadi sudah cair anggaran tapi tidak direalisasikan kepada nakes. Kemudian terdapat penyimpangan prosedur dalam konteks pemungutan pajak yang dilakukan dinkes. Jadi ini tidak dibenarkan," ujar Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar memaparkan temuan mereka di depan Wali Kota Medan Bobby Nasution dan wartawan, Senin (15/3).

Di kantor Ombudsman itu, Bobby mengakui adamaladministrasi yang dilakukan Dinkes Medan terkait masalah insentif nakes. Suami dari anak Jokowi, Kahiyang Ayu tersebut menjamin pembayaran insentif nakes Covid-19 di Medan tidak akan mengalami keterlambatan ke depannya dan tentunya tidak ada pemotongan pajak insentif, terutama setelah Peraturan Wali Kota telah diterbitkan.

(dhf/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER